Imbas Rachel Vennya Kabur Karantina, Polisi Usut Mafia Karantina, IDI Khawatir Gelombang 3 Covid-19
Imbas Rachel Vennya kabur dari Karantina, polisi akan usut mafia karantina hingga ahli khawatir adanya gelombang 3.
Penulis: Inza Maliana
Editor: bunga pradipta p
Menurut Prof Zubairi Djoerban, pihaknya khawatir kasus ini berimbas pada gelombang 3 Covid-19 di Indonesia.
"Kami terus terang setiap hari takut hati-hati gelombang tiga. Gelombang tiga itu muncul kalau kita undang. Tergantung perilaku manusia dan perilaku virus itu sendiri," ujarnya seperti dikutip dari Podcast Deddy Corbuzier, Kamis (21/10/2021), dilansir Tribunnews.
Profesor yang kerap disapa Berry ini mengatakan, kasus di Tanah Air menunjukkan tren positif.
Dimana kasus harian maupun kasus meninggal tengah ditekan seminimal mungkin.
"Top sekali penanganan Covid-19 di Indonesia. Kita takut kalau kembali ke rangking satu (jumlah kasus positif di dunia)" kata dia.
Menurutnya, kasus Rachel dapat memicu terjadinya gelombang ketiga karena perilaku manusia yang tidak patuh terhadap aturan pencegahan penularan virus Corona.
Apalagi di luar negeri kini dilaporkan banyak temuan varian dan mutasi baru.
Baca juga: Rachel Vennya Kabur Karantina, Pamer Rayakan Ultah di Bali, Ketua Satgas IDI: Terlalu Percaya Diri
"Amat takut kembali terjadi lonjakan kasus. Ini kan bisa jadi pencetus gelombang ketiga seperti Juli awal Agustus."
"Dimana rumah sakit penuh, ribuan orang isolasi mandiri, dan banyak yang meninggal saat isoman."
"Dan sekarang kasus meninggal nyaris minimal, rendah sekali. Bikin trauma itu (lonjakan kasus)," ungkapnya.
Sementara itu, dokter sekaligus influencer dr Tirta juga mengatakan hal senada.
Menurutnya, kabur karantina setelah dari luar negeri memiliki potensi membawa mutasi.
Alasannya, belajar dari kasus 01 dan 02 Covid-19 di Indonesia pada awal Maret 2020 lalu, kini selang setahun kasus di Indonesia telah mencapai 4 jutaan kasus.
Baca juga: Sebut Rachel Vennya Pulang Duluan dari Amerika karena Kangen Anak, Denny Sumargo Singgung soal Ultah
"Dia itu (Rachel) bisa merusak potensi penanganan Covid di Indonesia."