Survei, Mayoritas Masyarakat Indonesia Setuju Program Vaksin Booster Covid-19
Vaksin dosis ketiga atau booster menjadi upaya pemerintah mengurangi risiko pandemi covid-19. Kebijakan ini sudah berjalan sejak awal Januari 2022.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Vaksin dosis ketiga atau booster menjadi upaya pemerintah mengurangi risiko pandemi covid-19. Kebijakan ini sudah berjalan sejak awal Januari 2022.
Terkait vaksin booster, Indikator Politik Indonesia melakukan survei penelitian untuk mengetahui pandangan masyarakat terkait vaksin booster ini.
Penelitian dilakukan pada 15 Januari - 17 Februari 2022. Responden yang diambil dari total populasi adalah sebanyak 626 orang.
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara mengisi kuensioner secara online dengan format computer sistim web interview.
Dengan jumlah responden tersebut, metode yang digunakan adalah simple random sampling, memiliki toleransi kesalahan (margin of error MoE) sekitar 4 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Pada survei tersebut menyatakan bahwa mayoritas responden menjawab setuju sebanyak 50,7 persen.
Jika dijumlahkan, dengan responden yang sangat setuju 10,8 persen maka mayoritas 60,5 persen cenderung setuju dengn vaksin booster.
Baca juga: Gandeng Azis Gagap, Polres Jakarta Barat Gelar Vaksinasi Booster di Pusat Kuliner
"Ada juga yang sangat tidak setuju. Tidak sangat setuju 6,4 persen dan tidak setuju 25,8 persen. Jadi cukup banyak tidak setuju. Walau mayoritas setuju dengan program vaksin booster ini,"ungkap Peneliti Senior Indikator Politik Indonesia, DR Rizka Halida dalam konferensi pers virtual, Minggu (20/2/2022).
Sebelumnya Indikator Politik Indonesia telah melakukan survei terkait hal yang sama dengan cara survei tatap muka pada Desember 2021. Jika dibandingkan dengan terjadi juga dinamika dari pendapat warga.
Mayoritas responden, sekitar 54,8 persen tidak setuju dengan vaksin booster. Sementara yang setuju adalah 41,7 persen.
"Nah saat survei online kali ini, telah terjadi perubahan. Respond yang sangat tidak setuju turun jadi 32,2 persen. Sangat setuju justru naik hingga 61,5 persen. Peningkatan cukup siginfikan," kata Rizka menambahkan.
Baca juga: MUI Desak Panja Segera Bekerja dan Panggil Kemenkes Terkait Vaksin Booster
Sedangkan jika berdasarkan pada sosial demografi, yaitu gender, usia, etnis, agama, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan umumnya cenderung setuju dan sangat setuju dengan program vaksin booster.
"Begitu pula berdasarkan pada desa atau kota dan wilayah. Warga di berbagai wilayah setuju dengan vaksin booster ketiga," pungkasnya.