5 Tips Mencegah Penularan Covid-19 saat Mudik Lebaran
Pemerintah mengizinkan mudik Lebaran seiring melandainya kasus dan kematian akibat Covd-19. Diharapkan nantinya tidak ada lonjakan kasus akibat mudik.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Hari Raya Idul Fitri tinggal menghitung hari. Masyarakat bersuka cita menyambutnya, karena setelah dua tahun dilarang, pemerintah mengizinkan mudik.
Mudik tahun ini juga dibarengi dengan jumlah kasus dan kematian akibat Covid-19 di Indonesia yang terus melandai.
Tentu diharapkan, angka penularan dapat terus ditekan hingga tidak sampai ada lonjakan kasus tidak terkendali sebagai dampak mudik.
Pakar kesehatan FKUI Prof Tjandra Yoga Aditama membagikan lima tips yang dapat dilakukan untuk mencegah penularan Covid-19 saat mudik.
1. Lakukan Vaksinasi Booster
Sesuai kebijakan yang sudah ada maka bagi yang belum agar segera mendapat vaksinasi booster, baiknya bukan hanya bagi pemudik tapi juga bagi keluarga di kampung halaman.
Baca juga: Sebaran 382 Corona Indonesia Minggu 24 April 2022, DKI Jakarta Tertinggi dengan 135 Kasus Baru
"Ini bukan hanya bermanfaat bagi para pemudik tetapi juga tentu diharapkan juga punya dampak bagi memberi perlindungan juga bagi kemungkinan penularan di kampung halaman yang dikunjungi," kata dia di Jakarta, Senin (25/4/2022).
2. Jaga Protokol Kesehatan
Para pemudik agar tetap menjaga protokol kesehatan dalam hal memakai masker secara ketat dan juga secara rutin mencuci tangan.
3. Hindari Kerumunan
Para pemudik perlu berupaya optimal untuk menjaga jarak dan menghindari kerumunan, tentu tidak terlalu mudah dan perlu disesuaikan dengan situasi lapangan yang ada.
Sesuai anjuran WHO maka setidaknya ada tiga hal yang dilakukan juka harus terpaksa ada dalam kerumunan yakni sedapat mungkin kalau ada kerumunan adalah di ruang terbuka, daripada di ruang tutup.
WHO menyebutnya sebagai “open air spaces safer than enclosed spaces”. Artinya ada dua hal kalau harus berkumpul memang akan jauh lebih baik kalau dilakukan di udara terbuka saja.
Kaalau terpaksa harus di dalam ruangan maka seharusnya ada ventilasi terbuka dengan udara luar.
Lalu, tetap berupaya maksimal untuk menjaga jarak dengan orang lain di sekitar.
WHO menyebutnya sebagai farther away from others safer than close together, langkah ini untuk mencegah penularan jika di sekitar ada yang batuk, bersin atau berbicara keras, dll.
Baca juga: Update Covid-19 Global 25 April 2022: Total Infeksi Covid-19 509.596.776 Kasus
"Terakhir upayakan jika harus ada dalam kerumunan maka lama waktunya lebih singkat. Kalau lebih pendek waktu seseorang berada dalam kerumunan maka akan lebih kecil kemungkinan tertular Covid-19, dan kalau berlama-lama maka makin makin besar kemungkinan penularannya," ungkap mantan petinggi WHO ini.
WHO menyebutnya sebagai “shorter time periods with others are safer”. Artinya, kalau memang terpaksa harus berada dalam kerumunan maka baik kalau direncanakan dengan baik tentang apa yang akan dilakukan, sehingga dalam waktu singkat dapat diselesaikan
4. Ada keluhan, segera tes
Memang tidak ada aturan melakukan tes sebelum bepergian kalau sudah vaksin 2 kali dan booster.
Tetapi, kalau ada keluhan atau ada kontak maka tentu tetap harus dilakukan tes, dan untuk ini harus tersedia kemudahan masyarakat melakukan tes.
Hanya dengan jumlah tes yang memadai maka kita dapat mengetahui situasi epidemiologi yang sebenarnya.
"Juga pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) perlu ditingkatkan karena kita tahu bahwa yang paling diwaspadai sekarang ini adalah ada tidaknya varian atau sub varian baru," tutur Prof Tjandra.
5. Mudah menjangkau fasyankes
Persiapan kemudahan masyarakat untuk mendapat pelayanan di Puskesmas atau Rumah Sakit, kalau memang terkena Covid-19 saat mudik.