The Rain Lebih Nyaman Indie Label Bertahan Pakai Duit Royalti
Indra mengakui, semua personil The Rain memiliki kemampuan diluar musik, yang berguna untuk menjalankan label musik sendiri.
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Wartakotalive Arie Puji Waluyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sudah 20 tahun grup band The Rain berkarha di industri musik, tapi 10 tahun belakangan berjuang dengan label sendiri.
The Rain pun memutuskan keluar dari label dan mendirikan label rekaman sendiri bernama Heavy Rain Records yang kemudian merilis single Terlatih Patah Hati di tahun 2013.
Indra Prasta (vokal, gitar), Aang Anggoro (drum), Ipul Bahri (bass) dan Iwan Tanda (gitar, vokal) semakin percaya diri berkarya dengan indie label, serelah lagu Terlatih Patah Hati meledak di pasaran saat rilis hingga saat ini.
"Dari situ kami menata ulang lah rumah kami dan mengkaryakan semua personil The Rain," kata Indra Prasta saat berbincang dalam Podcast Kinari di kantor redaksi Wartakotalive.com bersama The Rain.
Indra mengakui, semua personil The Rain memiliki kemampuan diluar musik, yang berguna untuk menjalankan label musik sendiri.
Baca juga: The Rain Akui Lagu Terlatih Patah Hati Sukses Berkat Endank Soekamti
"Saya bikin lagu dan time keeper, Aang urusan desain dan artwork, Iwan urusan arransemen dan produksi, Ipul urusan Website memang dia webmaster," ucapnya.
"Ada desain, IT, audio, ada yang bikin mentahnya. Kami merasa seperri perusahaan," sambung Indra Prasta.
Selama 10 tahun indie label, Aang dan Ipul mengakui lebih senang dan bahagia dalam memproduksi dan melahirkan sebuah karya.
"Indie label lebih Bebas aja lah. Kita mau bikin apa bebas aja," ungkap Aang.
"Mending jalan sendiri. Setiap band akan berbeda setiap pengalaman. Kami enak jalam sendiri, waktu masih di label, pasti sharenya berbeda. Jalan sendiri financial lebih baik," jelas Ipul Bahri.
Vokalis grup band The Rain menegaskan kalau The Rain lebih bisa mengeksplor lebih jauh lagu-lagu yang mereka ciptakan dan disebarluaskan.
Selain itu, Indra Prasta menyebut The Rain lebih dewasa karena mereka harus bisa menjalankan perusahaan rekaman serta terap melahirkan karya.
"Yaudah baru kita tata bikin tim, sumber pemasukan darimana eh dari merchandise. Bikinnya dikit dikit, diputar terus uangnya. Terus bertahan hidup kemarin saat pandemi dari uang royalti," ujar Indra Prasta. (Arie Puji Waluyo/ARI).