Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

Sidang Kasus Putra Siregar dan Rico Valentino Digelar Virtual, Hakim Beri Syarat Ini Pada Keluarga

Keluarga diperbolehkan menyaksikan sidang perdana kasus dugaan pengeroyokan Rico Valentino dan Putra Siregar tapi harus memenuhi syarat hakim.

Penulis: Bayu Indra Permana
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Sidang Kasus Putra Siregar dan Rico Valentino Digelar Virtual, Hakim Beri Syarat Ini Pada Keluarga
Tribunnews.com/ Bayu Indra Permana
Putra Siregar dan Rico Valentino dalam persidangan virtual di PN Jakarta Selatan, Kamis (23/6/2022).Sidang Kasus Putra Siregar dan Rico Valentino Digelar Virtual, Hakim Beri Syarat Ini Pada Keluarga 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Bayu Indra Permana

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keluarga diperbolehkan menyaksikan sidang perdana kasus dugaan pengeroyokan Rico Valentino dan Putra Siregar.

Sidang digelar hari ini, Kamis (23/6/2022) di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Baca juga: Dalam Dakwaan, Sudut Bibir Kanan Nur Alamsyah Bengkak Diduga Dianiaya Rico dan Putra Siregar

Putra dan Rico yang hanya dihadirkan secara virtual.

Saat sidang virtual, Jaksa Penuntut Umum membacakan dakwaan.

Kuasa hukum keduanya tampak hadir di ruang persidangan mewakili Putra dan Rico.
"Alhamdulillah sehat yang mulia," tutur Putra dalam sidang virtual.

JPU pun membacakan dakwaan atas kedua terdakwa, dalam dakwaan itu, Putra dan Rico didakwa dengan pasal alternatif.

Baca juga: Merasa Ada Kejanggalan Kasus Pengeroyokan Putra Siregar, Septia Yetri: Namanya Nggak Kecium Media

Berita Rekomendasi

Pertama Pasal 170 ayat (1) KUHP, Atau Kedua Pasal 351 jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

"Mengerti yang mulia," ujar Putra.

Tersangka kasus pengeroyokan Pengusaha sekaligus pemilik PS Store Putra Siregar dan selebritis Rico Valentino saat dihadirkan pada rilis di Polres Jakarta Selatan, Rabu (13/4/2022). Keduanya terjerat kasus yang sama, yakni dugaan pengeroyokan terhadap seseorang berinisial MNA atau N, di salah satu kafe di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Tribunnews/Jeprima
Tersangka kasus pengeroyokan Pengusaha sekaligus pemilik PS Store Putra Siregar dan selebritis Rico Valentino saat dihadirkan pada rilis di Polres Jakarta Selatan, Rabu (13/4/2022). Keduanya terjerat kasus yang sama, yakni dugaan pengeroyokan terhadap seseorang berinisial MNA atau N, di salah satu kafe di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

Atas dakwaan tersebut, pihak Putra dan Rico tak mengajukan eksepsi.

Keduanya memilih untuk lanjut ke agenda saksi.

Kuasa hukum juga meminta agar pihak keluarga diperkenankan untuk menyaksikan persidangan secara virtual.

Baca juga: Rico Valentino dan Putra Siregar Terseret Kasus Pengeroyokan, Septia Yetri Ungkap Awalnya Cekcok

"Kami mohon izin agar diperkenankan pihak keluaraga ikut serta menonton dengan link, dengan memarikan suara dan video," kata Nur Wafiq Warodat.

"Boleh dengan syarat tidak bersuara dan memberikan ekspresi berlebihan hingga menggangu persidangan," timpal hakim.

Sekedar informasi, Putra dan Rico mendekam di penjara usai diduga mengeroyok Nur Alamsyah di sebuah kafe pada 2 Maret 2022.

Peristiwa itu juga menyeret Chandrika Chika. Ia telah diperiksa polisi sebagai saksi.

Kuasa Hukum Kurang Sependapat dengan Dakwaan JPU
Kuasa hukum Putra Siregar dan Rico Valentino, Nur Wafiq Warodat akui tidak sependapat dengan dakwaan Jaksa Penuntut Umum.

Putra Siregar dan Rico didakwa dengan pasal pertama Pasal 170 ayat (1) KUHP, Atau kedua Pasal 351 jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP..

Wafiq mengatakan secara materi tidak setuju dengan dakwaan pihak jaksa penuntut umum.

Baca juga: 30 Artis Jadi Bintang Video Klip Terhukum Rindu, Septia Siregar Sebut Mereka Ikhlas Tak Dibayar

"Secara materi kami kurang sependapat dengan dakwaan. Namun, secara administratif formal penyusunan surat dakwaan sudah dilakukan JPU secara cermat, lengkap, dan jelas," tutur Nur Wafiq Warodat di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (23/6/2022).

"Kami memohon untuk langsung dilakukan pembuktian untuk membuktikan terbukti atau tidaknta dakwaan material tersebut," tambahnya.

Meski begitu, Wafiq tak mengajukan eksepsi karena secara formal dakwaan yang disusun sudah jelas.

Untuk materinya, Wafiq memilih untuk membantah dan melakukan pembuktian dalam agenda pokok perkara.

"Karena itu eksepsi itu hanya menyangkut formal penyusunan surat dakwaan, kami menilai secara formal aja," ujarnya.

"Surat dakwaan penuntut umum telah disusun secara cermat jelas dan lengkap, bukan berarti setuju secara materinya ya," lanjut Wafiq.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas