Idul Adha 2022 Tanggal Berapa? Ada Potensi Perbedaan antara Muhammadiyah dan Pemerintah
Idul Adha 2022 tanggal berapa? Simak penetapan Hari Raya Idul Adha menurut pemerintah dan Muhammadiyah
Penulis: Daryono
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Idul Adha 2022 tanggal berapa? Ada potensi perbedaan penetapan Idul Adha Pemerintah dan Muhammadiyah.
Dikutip dari laman resmi Muhammadiyah, Ormas Muhammadiyah telah menetapkan Hari Raya Idul Adha 2022 melalui Maklumat Nomor 01/MLM/I.0/E/2022.
Penetapan itu dilakukan melalui metode hisab hakiki wujudul hilal yang selama ini dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Baca juga: Harga Sapi dan Kambing Jelang Idul Adha: Mulai Rp 600 Ribu-Rp 19.200.000
Berdasar maklumat tersebut, Muhammadiyah memutuskan Hari Raya Idul Adha 2022 atau 10 Dzulhijjah 1443 H jatuh pada Sabtu, 9 Juli 2022.
Dengan demikian, Hari Arafah atau 9 Dulhijjah jatuh pada Jumat, 8 Juli 2022.
Selengkapnya keputusan Muhammadiyah bisa Anda lihat di sini: LINK
Idul Adha 2022 menurut Pemerintah
Adapun pemerintah akan memutuskan Hari Raya Idul Adha 2022 melalui Sidang Isbat 1 Dzulhijjah 1443 H yang akan digelar pada Rabu, 29 Juni 2022.
Sebelum Sidang Isbat, akan dilakukan pemantauan hilal di 86 lokasi di seluruh Indonesia.
“Kita akan menggelar rukyatul hilal awal Zulhijah 1443 H pada Rabu, 29 Juni 2022 ,” kata Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais dan Binsyar) Kemenag, Adib di Jakarta, Sabtu (18/6/2022), dikutip dari laman resmi Kemenag.
Adib melanjutkan, semua sistem hisab menyepakati ijtimak menjelang Zulhijah 1443 H jatuh pada Rabu, 29 Juni 2022 M bertepatan dengan tanggal 29 Zulkaidah 1443 H sekitar pukul 9:52 WIB.
“Pada hari rukyat, ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia di atas ufuk, berkisar antara 0 derajat 52 menit sampai dengan 3 derajat 13 menit, dengan sudut elongasi 4,27 derajat sampai dengan 4,97 derajat,” katanya.
Baca juga: Jelang Idul Adha Pemerintah Harus Pro Aktif Tangani PMK Hewan Ternak
Potensi perbedaan Hari Raya Idul Adha 2022
Peneliti astronomi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Profesor Thomas Djamaluddin menyatakan ada potensi perbedaan Hari Raya Idul Adha 2022 antara Muhammadiyah dan Pemerintah.
Dimungkinkan Hari Raya Idul Adha jatuh pada Minggu, 10 Juli 2022, berbeda dengan Muhammadiyah yang menetapkan Idul Adha 2022 jatuh pada Sabtu, 9 Juli 2022.
Prof Thomas mengatakan potensi perbedaan Hari Raya Idul Adha ini terlihat dari analisis garis tanggal.
"Garis tanggal dibuat dengan menggunakan kriteria yang berlaku di masyakat," kata Thomas dikutip dari Kompas.com, Senin (6/6/2022).
Saat ini, terdapat dua kriteria utama yang digunakan di Indonesia, yaitu kriteria wujudul hilal dan kriteria baru MABIMS.
Thomas menjelaskan, kriteria wujudul hilal yang digunakan Muhammadiyah berdasarkan pada kondisi Bulan yang terbenam setelah Matahari.
Artinya, tidak melihat pada berapapun ketinggian hilal, selama berada di atas ufuk saat Matahari terbenam.
Sementara kriteria baru MABIMS, berdasarkan pada batasan minimal terlihatnya hilal atau visibilitas hilal.
Adapun MABIMS adalah kepanjangan dari Menteri-menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura.
Kesepakatan baru MABIMS, hilal dinyatakan dengan elongasi (jarak sudut Bulan-Matahari) minimum 6,4 derajat dan fisis gangguan cahaya syafak (cahaya senja) dengan parameter ketinggian minimum 3 derajat.
"Kriteria baru MABIMS digunakan oleh Kementerian Agama (Kemenag) dan beberapa ormas (organisasi masyarakat) Islam," tutur Thomas.
Thomas mengatakan, saat maghrib 29 Juni 2022, posisi Bulan di Indonesia sudah berada di atas ufuk.
Artinya, kriteria wujudul hilal telah terpenuhi.
"Itu sebabnya Muhammadiyah di dalam maklumat menyatakan 1 Dzulhijah 1443 H jatuh pada 30 Juni 2022 dan Idul Adha jatuh pada 9 Juli 2022," kata profesor yang juga anggota Tim Unifikasi Kalender Hijriah Kemenag ini.
Baca juga: Pastikan Sapi Sehat Jelang Idul Adha, Wali Kota Bogor Bima Arya Sidak RPH Bubulak Pakai Baju Hazmat
Dia mengatakan, hari libur nasional yang menyatakan Idul Adha 1443 H jatuh pada Juli 2022, didasarkan pada kriteria lama MABIMS.
Kriteria lama MABIMS sendiri mengharuskan ketinggian minimal 2 derajat dan elongasi 3 derajat atau umur bulan 8 jam.
Sementara itu, garis tanggal kriteria baru MABIMS menunjukkan bahwa di Indonesia pada saat maghrib 29 Juni 2022, tinggi Bulan umumnya kurang dari 3 derajat dan elongasi kurang dari 6,4 derajat.
Artinya, kata Thomas, hilal terlalu tipis untuk dapat mengalahkan cahaya senja yang masih kuat.
"Akibatnya, hilal tidak mungkin dapat dirukyat (diamati)," imbuh Thomas menjelaskan.
Adapun secara hisab imkan rukyat atau visibilitas hilal, menunjukkan bahwa 1 Dzulhijah 1443 H akan jatuh pada 1 Juli 2022 dan Idul Adha jatuh pada 10 Juli 2022.
"Konfrmasi rukyat akan dilakukan pada 29 Juni dan diputuskan pada sidang isbat awal Dzulhijah 1443 H," ujar Thomas.
Potensi perbedaan ini juga dituliskan Prof Thomas di akun Instagramnya, pada Senin (20/6/2022).
Untuk pastinya, Prof Thomas meminta masyarakat menunggu hasil sidang Isbat.
"Komunikasi langsung via Zoom pakar falak negara2 MABIMS (Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura) pd 20 Juni 2022. Diskusi singkat membahas hasil rukyat awal Syawal 1443 dan hisab awal Dzuhijjah 1443."
"Idul adha di negara2 MABIMS kemungkinan besar besar 10 Juli 2022. Kepastiannya kita tunggu pengumuman otoritas di masing2 negara. Di Indonesia kita tunggu pengumuman Menteri Agama setelah sidang itsbat 29 Juni 2022," tulisnya di akun instagram @t_djamal.
(Tribunnews.com/Daryono) (Kompas.com)