Fakta-fakta Film The Woman King yang Sudah Tayang di Bioskop Indonesia
Berikut ini sedikit fakta-fakta di balik film The Woman King yang kini sudah tayang di bioskop di Indonesia
Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Ayu Miftakhul Husna
TRIBUNNEWS.COM - Di bioskop kini sedang tayang film The Woman King.
The Woman King merupakan film garapan dari Gina Prince-Bythewood.
Dibintangi Viola Davis, Thuso Mbedu, Lashana Lynch, dan Sheila Atim, The Woman King sudah bisa ditonton di CGV mulai 5 Oktober 2022.
Film yang berlatar tahun 1800 ini berdurasi 135 menit.
Ada beberapa fakta menarik di balik film The Woman King.
Merangkum dari berbagai sumber, berikut fakta-fakta menarik film The Woman King
Baca juga: Jadwal Tayang Film The Woman King di Jakarta Hari Ini, Rabu 5 Oktober 2022, Simak Selengkapnya
1. Hampir Semua Pemain adalah Wanita
Film The Woman King ini hampir semua pemainnya adalah wanita.
Mengutip cbr.com, film ini menceritakan tentang Nanisca, seorang pemimpin pasukan yang berjuang melawan perbudakan.
Ia berusaha meyakinkan raja yang saat itu berkuasa untuk berhenti berpartisipasi dalam perdagangan budak.
2. Usung Isu Sensitif
The Woman Mengusung isu-isu sensitif, seperti perbudakan, pemenjaraan, kekerasan seksual, penindasan, dan isu-isu sensitif lain.
Karena ceritanya yang mengusung isu perbudakan, jadi tak mungkin dihindari untuk tidak menyentuh isu sensitif lainnya.
Namun, dalam film ini, isu-isu tersebut bisa ditangani dengan hati-hati.
3. Hampir Semua Pemerannya Berkulit Hitam
Berlatarkan di Afrika membuat film ini banyak menggunakan aktor dengan warna kulit khas Afrika.
The Woman King juga berfokus untuk mewakili Black Excellence.
Mengasah sejarah Kekaisaran Oyo Afrika Barat dan pemisahan Dahomey darinya, film ini ditakdirkan untuk representasi yang sangat baik.
4. Terinspirasi dari Kisah Nyata
The Woman King terinspirasi dari kisah nyata penjualan budak di Afrika.
Mengutip usatoday.com, ada dua tokoh wanita yang disebutkan secara singkat di sebuah buku.
Pada masa kepemimpinan seorang raja, pemerintahan pun ikut berpartisipasi untuk menjual budah ke Eropa.
Padahal, di Inggris, perdagangan budah sudah dilarang.
(Tribunnews.com, Renald)