Bentara Budaya Jakarta Gelar Pameran Lukisan Bertajuk Trilogi Kenyamanan
Pameran seni rupa Trilogi Kenyamanan menawarkan praktik kerja kolaborasi kakak beradik, yakni Dwi Putro dan adiknya Nawa Tunggal.
Editor: Willem Jonata
Gambar-gambar yang dibuatnya menampakkan kemurnian bertutur yang bersahaja.
Proses kreatif Pak Wi dapat digolongkan sebagai "the outsider art" atau seni liyan karena dikerjakan oleh kalangan dari luar komunitas yang lazim menekuni seni--katakanlah mereka yang belajar seni secara akademik atau nyantrik dari seniman senior.
Karya jenis ini kadang juga disebut "art brut" atau seni karya penyandang gangguan mental. "Art brut" berasal dari Bahasa Prancis, yang mengacu pada bentuk seni yang kasar ("rough art") dan mentah ("raw art").
Semangat ini selaras dengan pernyataan terkenal dari seniman asal Jerman, Joseph Beuys, bahwa “Everyone is an artist” (semua orang pada dasarnya adalah seniman).
Maksudnya, dengan kadar dan takaran berbeda, setiap individu memiliki kecenderungan untuk menekuni proses kreatif.
Kenangan dan ingatan tentang masa lalu yang menyenangkan muncul menjadi salah satu gelagat yang dijadikan pondasi kalangan psikiater dan menyebut Pak Wi mengidap skizofrenia residual (Residual Schizophrenia).
Ini salah satu dari lima subtipe skizofrenia. Bila ditilik lebih jauh, beberapa potongan masa lalu Pak Wi yang menggembirakan itu adalah penolong baginya.
Dari gambar-gambar yang muncul, seolah ada kesan Pak Wi ingin mengulang masa-masa itu atau mengingat kembali perasaan nyaman dan menggembirakan itu di masa sekarang.
Ekspresi karyanya yang cenderung apa adanya dan infantil, bisa dibaca sebagai kepolosan dan kejujuran masa kanak-kanak itu.
Ibarat fosfor dan masa remaja adalah cahaya, Pak Wi menyerap cahaya tersebut dan memantulkannya kembali ketika berada dalam kegelapan, dalam dekapan skizofrenia.
Pelan-pelan, dunianya yang gelap dalam dekapan skizofrenia itu menjadi terang.
Melalui pameran ini, Bentara Budaya berusaha merangkul semua kelompok masyarakat yang berproses kreatif dalam dunia seni.
Seni itu bersifat universal sehingga tidak dibatasi hanya boleh digeluti orang atau komunitas tertentu saja. Seni merupakan ruang terbuka yang dapat dimasuki dan ditekuni siapa saja, termasuk orang-orang dengan masalah kejiwaan.