Ciri-ciri pada Anak yang Mengalami Kekerasan Seksual
Pemerintah perlu memyediakan dukungan sistem dan infrastruktur penanganan korban seksual di tingkat wilayah.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Sekretaris Jenderal Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI), dr Baety Adhayati, SpFM (K) menyebutkan jika ada beberapa ciri-ciri yang dapat dikenali pada anak yang mengalami kekerasan seksual.
Pertama, biasanya ada perubahan kepribadian pada anak.
Misalnya, anak biasa selalu tampak ceria, namun tiba-tiba menjadi murung dan depresif.
Kedua, anak yang sebelumnya berprestasi di sekolah, mendadak menjadi tidak aktif dan nilai-nilai sekolah turut menurun.
Ketiga, terdapat perubahan atau orientasi seksual.
"Terkadang pelaku sebelum melakukan pelecehan seksual mengajak korban nonton film berbau seksual, sehingga terbiasa. Bahkan mengakses sendiri informasi tersebut," paparnya dalam media briefing, Jumat (28/10/2022).
Misalnya, kata dr Baety, pada korban kekerasan sodomi.
Baca juga: Empat Alasan Tak Semua Korban Kekerasan Seksual Mau Melapor ke Polisi
Mereka yang menjadi penyintas bisa mengubah orientasi seksual dan lebih tertarik pada laki-laki.
Ketiga, anak kerap mengeluhkan rasa sakit atau nyeri di daerah sensitif seperti kelamin.
"Ada juga kasus dikenali muncul gejala keputihan dan dicek ada kuman-kuman yang ditransmisikan dari hubungan seksual," paparnya lagi.
Lalu apa yang harus dilakukan? Menurut dr Baety.
Langkah penting yang dilakukan adalah gencar menyampaikan edukasi terkait pencegahan, gerakan kelompok yang peduli korban serta edukasi di tingkat sekolah.
Bahkan, sebaiknya edukasi ini harus masuk ke dalam kurikulum.
Pemerintah perlu juga memyediakan dukungan sistem dan infrastruktur penanganan korban seksual di tingkat wilayah.
"Sehingga akses bagi korban menjadi lebih mudah," pungkasnya.