Pengakuan Sulaeman Eks Sopir Nindy Ayunda ke Penyidik, Kepala Ditutup hingga Dipukuli
Sulaeman mantan sopir Nindy Ayunda mengaku masih trauma buntut dugaan penyekapan yang dilakukan mantan majikannya itu.
Penulis: Fauzi Nur Alamsyah
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fauzi Alamsyah
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sulaeman mantan sopir Nindy Ayunda mengaku masih trauma buntut dugaan penyekapan yang dilakukan mantan majikannya itu.
Kepada tim penyidik Sulaeman bahkan menjelaskan kronologi terjadinya dugaan penyekapan yang diduga dirancang oleh Nindy Ayunda.
Berdasarkan keterangan Sulaeman ke penyidik ia mengaku mendapat kekerasan fisik diantaranya pemukulan.
Baca juga: Fahmi Bachmid Beberkan Kronologi Dugaan Penyekapan Mantan Sopir Nindy Ayunda
"Suleman menjelaskan semua, awal kejadiannya sehingga dia tidak pulang sampai dia juga sempat dipukul, dikasih alat penutup kepala dan dia akhirnya dipukul, dan seterusnya," kata kuasa hukum Sulaeman, Fahmi Bachmid belum lama ini di Polres Metro Jakarta Selatan.
Atas kejadian itu Fahmi mengklaim adanya dugaan pemukulan yang terjadi kepada kliennya itu.
Bahkan Fahmi kembali menjelaskan jika Sulaeman sempat diasingkan dalam suatu tempat agar tidak bisa lari kemana-mana dan bertemu keluarganya.
Sehingga ada indikasi kuat jika Nindy Ayunda telah melanggar Pasal 333 KUHP tentang Kejahatan Terhadap Kemerdekaan Orang.
Baca juga: Ditanya soal Penahanan Nikita Mirzani, Nindy Ayunda Bungkam hingga Hindari Awak Media
"Ada, kalau pemukulan sudah ada. Kalau perampasan kemerdekaan artinya seseorang tidak boleh pulang, memang tidak boleh pulang," tutur Fahmi.
"Jadi, perampasan kemerdekaan seseorang itu tidak dirampas. Seseorang yang bisa pulang setiap hari tiba tiba enggak pulang.
Orang yang bisa berkomunikasi dengan anak dan istrinya, itu tidak bisa berkomunikasi. Itu dirampas kemerdekaannya dia sebagai manusia," ungkap Fahmi.
Diberitakan sebelumnya, seorang perempuan bernama Rini Diana melaporkan Nindy Ayunda ke Polres Metro Jakarta Selatan pada 15 Februari 2021.
Dalam laporannya, Rini Diana menyatakan suaminya, Sulaiman, menjadi korban dugaan penyekapan oleh Nindy Ayunda.
Laporan tersebut teregistrasi dengan nomor LP/904/II/YAN2.5/2021/SPKT PMJ dengan sangkaan Pasal 333 KUHP tentang Kejahatan Terhadap Kemerdekaan Orang.
Nindy Ayunda Periksa Ponsel Sulaeman Lalu Serahkan Pada 8 Pria Ini
Fahmi Bachmid juga menjelaskan kronologi yang disampaikan kliennya.
“Jadi saat perjalanan pulang ke rumahnya, Sulaeman ditelepon Nindy Ayunda. Dia diminta untuk kembali,” kata Fahmi Bachmid saat dihubungi awak media, Rabu (2/11/2022).
Baca juga: PROFIL Nindy Ayunda, Penyanyi Sekaligus Kekasih Dito Mahendra yang Diduga Pernah Sekap Mantan Sopir
Fahmi menjelaskan lagi, saat Sulaeman kembali tiba di rumah Nindy Ayunda, Nindy langsung memeriksa handphone milik Sulaeman.
Setelah itu Nindy menyerahkan Sulaeman kepada delapan orang pria, beberapa di antaranya membawa senjata berlaras panjang, yang diduga orang suruhan Dito Mahendra, kekasih Nindy Ayunda.
“Dia bilang 'kamu berurusan dengan mereka' Nindy bilang seperti itu,” kata Fahmi menirukan pernyataan Sulaeman kepada penyidik.
“Jadi aktor intelektualnya adalah Nindy Ayunda,” tegasnya.
Sulaeman Trauma
Mantan Sopir Nindy Ayunda, Sulaeman menjalani pemeriksaan terkait kasus dugaan perampasan kemerdekaan 2 hari silam.
Saat diperiksa sekitar sembilan jam ia memberikan keterangan kepada tim penyidik di Polres Metro Jakarta Selatan sebagai saksi.
Ia menjelaskan secara runut kejadian yang diterima saat mengalami penyekapan.
Sebelumnya ia hanya menerima 25 pertanyaan dari tim penyidik, namun berkembang hingga 50.
Hal itu diketahui oleh kuasa hukum Sulaeman, Fahmi Bachmid.
Fahmi menambahkan Sulaeman tidak kesulitan selama menjalani pemeriksaan.
Baca juga: Istri Mantan Sopir Nindy Ayunda Bawa Keterangan dari Klinik untuk Bukti Tambahan Dugaan Penyekapan
Namun, ia mengaku trauma kepada penyidik akibat dugaan penyekapan dan perampasan kemerdekaan yang dilakukan mantan majikannya, Nindy Ayunda.
"Tidak, karena pertanyaannya banyak dan sangat detail, jadi penyidik secara terperinci menanyakan peristiwa per peristiwa, jadi kejadian tanggal 11 apa, tanggal 12 apa, 13 apa, 14 dst, itu ditanya secara terperinci dan Leman menjawab karena dia yang tahu," ujar Fahmi Bachmid.
"Bahkan dia sampai sekarang masih trauma. Terus ditanya, kenapa nggak melarikan diri? Karena sudah pernah dipukuli kepala saya, jadi ketakutan itu masih ada dan dia diancam," pungkas Fahmi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.