TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini lirik dan terjemahan lagu 8 letters yang dinyanyikan oleh grup band asal Amerika Why Dont We (WDW).

Group band WDW beranggotakan 5 orang.

Diketahui lagu 8 Letters ini dirilis pada 9 Agustus 2019, lalu.

Kini lagu 8 Letters sedang viral di TikTok.

Dalam lagu 8 Letters ini mengisahkan tentang seseorang yang sedang jatuh cinta.

Namun, seseorang tersebut tidak bisa mengungkapkan perasaannya.

Baca juga: Lirik dan Terjemahan Lagu Yellow - Coldplay: And It Was Called Yellow

Inilah lirik dan terjemahan lagu 8 Letters yang dipopulerkan WDW:

Kamu paling tahu aku
You know me the best

Kamu tahu yang terburukku, melihatku terluka, tapi kamu tidak menghakimi - You know my worst, see me hurt, but you don't judge

Itu adalah perasaan yang paling menakutkan
That right there is the scariest feeling

Buka dan tutup lagi
Opening and closing up again

Aku pernah terluka, jadi aku tidak percaya
I've been hurt, so I don't trust

Sekarang di sinilah kita, menatap langit-langit
Now here we are, staring at the ceiling

Aku sudah mengatakan kata-kata itu sebelumnya, tapi itu bohong
I've said those words before, but it was a lie

Dan Anda layak mendengarnya ribuan kali
And you deserve to hear them a thousand times

Jika semua itu adalah delapan huruf
If all it is is eight letters

Mengapa begitu sulit untuk mengatakannya?
Why is it so hard to say?

Jika semua itu adalah delapan huruf
If all it is is eight letters

Mengapa saya dengan cara saya sendiri?
Why am I in my own way?

Kenapa aku menarikmu mendekat?
Why do I pull you close?

Dan kemudian meminta Anda untuk ruang
And then ask you for space

Jika semua itu adalah delapan huruf
If all it is is eight letters

Mengapa begitu sulit untuk mengatakannya?
Why is it so hard to say?

Bukankah menakjubkan bagaimana hampir setiap garis di tangan kita sejajar?
Isn't it amazing how almost every line on our hands align?

Saat tanganmu di tanganku
When your hand's in mine

Ini seperti aku utuh kembali, bukankah itu pertanda?
It's like I'm whole again, isn't that a sign?

Saya harus berbicara pikiran saya
I should speak my mind

Aku sudah mengatakan kata-kata itu sebelumnya, tapi itu bohong
I've said those words before, but it was a lie

Dan Anda layak mendengarnya ribuan kali
And you deserve to hear them a thousand times

Jika semua itu adalah delapan huruf
If all it is is eight letters

Mengapa begitu sulit untuk mengatakannya?
Why is it so hard to say?

Jika semua itu adalah delapan huruf
If all it is is eight letters

Mengapa saya dengan cara saya sendiri?
Why am I in my own way?

Kenapa aku menarikmu mendekat?
Why do I pull you close?

Dan kemudian meminta Anda untuk ruang
And then ask you for space

Jika semua itu adalah delapan huruf
If all it is is eight letters

Mengapa begitu sulit untuk mengatakannya?
Why is it so hard to say?

(Wah, oh ya)
(Woah, oh yeah)

Ketika aku menutup mataku
When I close my eyes

Kamu yang ada di pikiranku
It's you there in my mind

Ketika aku menutup mataku
When I close my eyes

Jika semua itu adalah delapan huruf
If all it is is eight letters

Mengapa begitu sulit untuk mengatakannya?
Why is it so hard to say?

Jika semua itu adalah delapan huruf
If all it is is eight letters

Mengapa saya dengan cara saya sendiri?
Why am I in my own way?

Kenapa aku menarikmu mendekat?
Why do I pull you close?

Dan kemudian meminta Anda untuk ruang
And then ask you for space

Jika semua itu adalah delapan huruf
If all it is is eight letters

Mengapa begitu sulit untuk mengatakannya?
Why is it so hard to say?

Jika semua itu adalah delapan huruf
If all it is is eight letters

Ketika aku menutup mataku
When I close my eyes

Itu kamu yang ada di pikiranku (hanya kamu)
It's you there in my mind (it's only you)

Ketika aku menutup mataku
When I close my eyes

Jika semua itu adalah delapan huruf
If all it is is eight letters

Ketika aku menutup mataku
When I close my eyes

Itu kamu yang ada di pikiranku (kamu)
It's you there in my mind (you)

Ketika aku menutup mataku
When I close my eyes

Jika semua itu adalah delapan huruf
If all it is is eight letters

(Tribunnews.com/Dicha Devega)