Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

Risiko Alzheimer Chris Hemsworth: Ini yang Harus Diketahui tentang Gen APOE4

Chris Hemsworth memiliki gen yang membuatnya lebih berisiko terkena penyakit Alzheimer, ini yang perlu diketahui mengenai gen tersebut.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: bunga pradipta p
zoom-in Risiko Alzheimer Chris Hemsworth: Ini yang Harus Diketahui tentang Gen APOE4
Daily Mail
Chris Hemsworth dan gen Alzheimer. Chris Hemsworth memiliki gen yang membuatnya lebih berisiko terkena penyakit Alzheimer, ini yang perlu diketahui mengenai gen tersebut. 

TRIBUNNEWS.COM - November lalu, aktor Chris Hemsworth (39) mengumumkan akan hiatus dari dunia akting untuk fokus pada kehidupan keluarganya.

Keputusannya itu didasari fakta bahwa ia berisiko terkena penyakit Alzheimer.

Saat syuting serial dokumenter National Geographic berjudul Limitless, baru diketahui bahwa Chris Hemsworth memiliki dua salinan gen APOE4 (satu dari ayahnya dan satu dari ibunya) yang dapat meningkatkan risiko Alzheimer.

Hanya 2 hingga 3 persen populasi yang memiliki dua salinan APOE4, menurut sebuah studi tahun 2021 oleh National Institutes of Health, dilansir geneticliteracyproject.com.

Memiliki dua salinan APOE4 juga berarti berisiko serangan dini Alzheimer, yang dapat terjadi kapan saja antara usia 30-an dan pertengahan 60-an.

Chris Hemsworth didiagnosis berisiko Alzheimer saat pembuatan serial Limitless episode lima.

Baca juga: Profil Chris Hemsworth, Aktor Pemeran Thor yang Sukses Bintangi Banyak Film Hollywood

Selama pembuatan film, dokter memberitahunya tentang kondisinya itu.

Berita Rekomendasi

"Sangat mengejutkan," kata Chris Hemsworth kepada Vanity Fair dalam sebuah wawancara.

Penyakit Alzheimer adalah penyebab demensia yang paling umum, satu dari 9 orang di atas 65 tahun hidup dengan penyakit Alzheimer secara global.

Namun, bukan berarti Chris Hemsworth dan orang lain dengan nasib serupa nantinya akan berakhir buruk.

Di Amerika, tahun lalu menjadi momen penting untuk penelitian Alzheimer.

Dua perawatan sudah mendapatkan persetujuan FDA.

Selain itu, ada pul uji coba dengan terapi gen untuk mengurangi efek gen APOE4.

Pakar penyakit Alzheimer dari Drug Discovery Foundation Howard Fillit menyebut genetika memang meningkatkan risiko Alzheimer.

Tapi itu tidak berarti takdir. Risiko Alzheimer bisa dikurangi dengan gaya hidup sehat, misalnya.

Pemeran Agent H dalam film Men In Black: International, Chris Hemsworth menyapa penggemarnya saat Meet & Greet di sebuah hotel di Jimbaran, Badung, Bali, Senin (27/5/2019) malam. Tribun Bali/Zaenal Nur Arifin
Pemeran Agent H dalam film Men In Black: International, Chris Hemsworth menyapa penggemarnya saat Meet & Greet di sebuah hotel di Jimbaran, Badung, Bali, Senin (27/5/2019) malam. Tribun Bali/Zaenal Nur Arifin (Tribun Bali/Zaenal Nur Arifin)

Baca juga: Film yang Dibintangi Liam Hemsworth, Nicholas Cage hingga Penelope Cruz Hadir di September 2021

Apa Itu Gen APOE4 

Salah satu fungsi penting dari protein apolipoprotein E (APOE), yang dikodekan oleh gen APOE, “adalah membawa dan terlibat dalam metabolisme kolesterol dan terlibat dalam perbaikan neuron di otak,” jelas Fillit.

“APOE juga melakukan banyak fungsi lain, termasuk mengikat beta-amyloid, yang terlibat dalam pembentukan plak di otak dan cedera saraf, dan berhubungan dengan penyakit Alzheimer.”

Kode gen APOE4 untuk bentuk mutasi APOE merupakan salah satu faktor risiko genetik paling signifikan untuk terkena penyakit Alzheimer.

Sekitar 5 persen populasi memiliki dua gen APOE4, dan sekitar 15 persen populasi membawa satu salinan gen APOE4, kata Fillit.

Memiliki dua salinan meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit Alzheimer sekitar 15%, dan orang dengan dua salinan mungkin mulai mengalami gejala 10 tahun lebih awal dari rata-rata orang.

Tapi itu tidak berarti bahwa setiap orang dengan dua salinan gen pasti akan terkena Alzheimer.

Gen Bisa Dimatikan dan Dihidupkan

Mengutip webmd.com, The Lancet Commission on Dementia Prevention, Intervention, and Care mengidentifikasi 12 faktor risiko perkembangan penyakit Alzheimer yang dapat diubah, yakni:

- kurangnya pendidikan

- hipertensi

- gangguan pendengaran

- merokok

- obesitas

- depresi

- kurangnya aktivitas fisik

- diabetes

- kontak sosial yang rendah

- konsumsi alkohol yang berlebihan

- cedera otak traumatis

- polusi udara

Secara keseluruhan, faktor-faktor ini menyumbang sekitar 40% dari demensia di seluruh dunia.

Penelitian juga mendukung peran gaya hidup sehat dalam meningkatkan kemampuan berpikir dan daya ingat pada lansia dengan gen APOE4.

ilustrasi lansia dengan Alzheimer
ilustrasi lansia dengan Alzheimer (Freepik)

Baca juga: Regulator AS Setujui Obat Alzheimer yang Dikembangkan oleh Jepang

Howard Fillit merujuk Studi Intervensi Geriatrik Finlandia untuk Mencegah Gangguan dan Kecacatan Kognitif, yang merupakan uji klinis yang dilakukan di enam pusat di seluruh Finlandia.

Ditemukan bahwa diet sehat dan pengelolaan faktor risiko vaskular, serta aktivitas fisik, kognitif, dan sosial, membantu memperlambat penurunan kognitif, bahkan pada populasi berisiko tinggi ini.

Uma Naidoo, MD, direktur psikiatri nutrisi dan gaya hidup di Rumah Sakit Umum Massachusetts di Boston, mengatakan bahwa dengan pengecualian kondisi bawaan tertentu, "gen kita dapat memengaruhi risiko untuk mengembangkan kondisi tertentu, tetapi gen tersebut dapat 'dihidupkan' atau 'dimatikan', bergantung pada hal-hal seperti lingkungan, gaya hidup, dan usia."

Memberi Nutrisi Sehat pada Otak

Naidoo, yang juga staf pengajar di Harvard Medical School, menekankan bahwa pola makan yang sehat dapat membantu mencegah penurunan kognitif dan demensia.

Lebih Banyak Olahraga

WHO juga merekomendasikan aktivitas fisik untuk mengurangi risiko penurunan kognitif.

“Latihan aerobik dan kekuatan telah dikaitkan dengan peningkatan kognisi dan pengurangan risiko penurunan kognitif pada orang dewasa yang lebih tua,” kata Belinda Brown, PhD, wakil direktur Pusat Penuaan Sehat di Universitas Murdoch di Perth, Australia.

“Penelitian juga menunjukkan latihan aerobik dapat meningkatkan volume otak, dan ada bukti yang muncul bahwa yoga dan tai chi dapat melindungi otak di kemudian hari, kemungkinan dengan cara yang berbeda dari latihan aerobik,” kata Brown.

“Penelitian menunjukkan bahwa menjadi aktif secara fisik bahkan dapat menangkal efek negatif dari memiliki APOE4.”

"Olahraga" mencakup serangkaian aktivitas fisik, termasuk berjalan kaki, bersepeda, dan bahkan pekerjaan rumah tangga.

Faktor Lainnya

Mengurangi risiko penyakit Alzheimer dapat dilakukan dengan sebanyak mungkin mengurangi faktor risiko lain, yakni dengan cara:

- Berhenti merokok.

- Kurangi stres dan atasi depresi; pendekatan pikiran-tubuh dan psikoterapi mungkin bisa membantu.

- Mengurangi paparan polusi udara.

- Bekerja dengan penyedia layanan kesehatan untuk mengelola kondisi seperti diabetes, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, gangguan pendengaran, dan obesitas.

- Tingkatkan aktivitas sosial dan rekreasi, dan jaga agar otak tetap aktif.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas