Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun Seleb

Komnas Perempuan Tanggapi Kasus Dugaan Perselingkuhan Rendy-Syahnaz, Singgung Budaya Patriarki

Komnas Perempuan turut menanggapi kasus dugaan perselingkuhan Rendy Kjaernett dengan Syahnaz Sadiqah. Singgung budaya patriarki

Penulis: Rinanda DwiYuliawati
Editor: Ayu Miftakhul Husna
zoom-in Komnas Perempuan Tanggapi Kasus Dugaan Perselingkuhan Rendy-Syahnaz, Singgung Budaya Patriarki
Kolase tribunnews
Komnas Perempuan turut menanggapi kasus dugaan perselingkuhan Rendy Kjaernett dengan Syahnaz Sadiqah. Singgung budaya patriarki 

TRIBUNNEWS.COM - Kasus dugaan perselingkuhan yang dilakukan Syahnaz Sadiqah dan Rendy Kjaernett akhir-akhir ini memang menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat Indonesia.

Dugaan ini pertama kali muncul ketika Lady Nayoan, istri Rendy Kjaernett mengunggah foto-foto yang diduga sebagai bukti dari hubungan terlarang mereka.

Tak hanya berhasil menarik perhatian masyarakat luas, bahkan pemberitaan ini pun juga sampai ke telinga Anggota Komnas Perempuan, Bahrul Fuad. 

Dikutip dalam kanal YouTube CumiCumi, Rabu (28/6/2023), dikatakan oleh Bahrul Fuad bahwa ia sangat menyayangkan adanya dugaan perselingkuhan selebriti yang dilakukan Syahnaz dengan Rendy Kjaernett.

"Kami sangat prihatin ya dengan situasi bagaimana banyak sekali perempuan menjadi korban perselingkuhan," ungkap Bahrul Fuad.

Baca juga: Komnas Perempuan Tanggapi Kasus Dugaan Perselingkuhan Rendy-Syahnaz: Sudah Masuk Ranah KDRT

Terlebih, merebaknya kasus perselingkuhan di Indonesia termasuk yang dilakukan para selebriti telah ditelisik oleh Komnas Perempuan dengan menyebut jika hal tersebut terjadi akibat budaya patriarki yang diusung dalam masyarakat kita.

"Di dalam masyarakat kita ini kan apalagi masyarakat patriarki kita melihat bahwa perempuan itu masih memiliki ketergantungan terhadap laki-laki."

"Karena dalam kehidupan masyarakat kita perempuan masih ditempatkan sebagai subordinasi dari laki-laki," terangnya.

Berita Rekomendasi

Selain itu, disebutkan juga jika efek negatif dari hal-hal tersebut dapat dimanfaatkan oleh kaum laki-laki untuk melakukan perselingkuhan.

Sehingga, menurut Bahrul Fuad dari efek tersebut dapat membuat perselingkuhan itu pun sering marak terjadi. 

Bahrul Fuad selaku Komisioner Komnas Perempuan
Bahrul Fuad selaku Komisioner Komnas Perempuan (Tangkapan layar kanal YouTube Intens Investigasi)

"Kasus-kasus perselingkuhan yang selama ini marak di masyarakat itu seringkali dilakukan oleh laki-laki dengan memanfaatkan ketergantungan dari perempuan itu tadi."

"Jadi baik itu ketergantungan secara fisik, ketergantungan secara psikis atau psikologis, dan juga ketergantungan ekonomi nah itu yang sering dimanfaatkan oleh laki-laki," jelasnya. 

Dikatakannya, salah satu hal yang lazim yang dilakukan laki laki yaitu dengan memuji dan merayunya.

Bahrul Fuad mengatakan, semua pria menyadari bahwa wanita akan menyukai pujian dan kata-kata.

"Biasanya modusnya itu dalam bentuk rayuan-rayuan dan juga janji-janji."

"Laki-laki sering kali memanfaatkan itu untuk melakukan perselingkuhan," ucapnya.

Dalam kesempatan yang sama, dikatakan oleh Bahrul Fuad kasus perselingkuhan Rendy dan Syahnaz tersebut sudah masuk ke dalam ranah Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).

Baca juga: Pakar Telematika Soroti Chat Perselingkuhan Rendy-Syahnaz di Aplikasi Ojol, Sebut Tak Ada Rekayasa

"Menurut kami ini sudah masuk ya di dalam bentuk kategori kekerasan di dalam rumah tangga," kata Bahrul Fuad.

Dijelaskannya, bahwa KDRT tak hanya perkara dalam kekerasan fisik saja, namun KDRT juga dapat terjadi dalam hal psikis.

"Kekerasan itu kan bukan hanya kekerasan fisik ya tapi juga kekerasan psikis." 

Baca juga: Bongkar Dugaan Rendy-Syahnaz Selingkuh, Psikolog Minta Lady Nayoan Empati dengan Perkembangan Anak

"Bagaimana seorang perempuan kemudian ditinggal selingkuh oleh pasangannya," tuturnya.

Alhasil, dijelaskan oleh Bahrul Fuad imbas dari kasus perselingkuhan tersebut dapat menyebabkan trauma yang dapat masuk dalam perkara KDRT non-fisik. 

"Kemudian dengan adanya trauma psikis ya merasa sakit hatinya juga perasaannya."

"Saya pikir ini sudah masuk dalam kategori kekerasan dalam rumah tangga yang non fisik," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Rinanda)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas