Cara William Wijaya Jadikan Musik Klasik Bisa Dinikmati Banyak Orang
William Wijaya merupakan pemain cello muda Indonesia dan penulis keturunan Sino yang lahir pada tahun 2005.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Konser amal bertajuk Tchaikovsky and Rachmaninoff kembali digelar di Balai Resital Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (13/1/2024).
Konser series yang diadakan untuk membantu mengumpulkan dana dan memfasilitasi panti asuhan di seluruh Indonesia membawa era baru musik klasik.
Konser yang diprakarsai William Wijaya, Ketua The Bright Knight Foundation tahun 2023-2024 bertujuan membuat musik klasik menjadi bagian dari masyarakat dan lebih aksesibel.
Juga bisa bisa dinikmati oleh banyak orang serta agar musik bisa diakses oleh siapapun, karena merupakan bentuk seni yang paling ekspresif.
Baca juga: Merawat Tradisi dan Budaya Musik Klasik di Era Modern Lewat A Night with Bach
William Wijaya mengatakan, dirinya memiliki keinginan yang kuat dan harapan yang besar untuk masa depan musik di Indonesia, sebuah dunia di mana kesempatan berekspresi dan menikmati musik dapat digapai oleh semua orang.
"Saya ingin mengambil bagian dalam gerakan baru, yaitu sebuah upaya 'dekolonisasi' musik klasik dengan meruntuhkan batasan-batasan yang selama tahun-tahun ini di-impose dan membatasi ruang kreatif para artis," kata William Wijaya dalam keterangannya, Kamis (18/1/2024).
Dikatakannya, dekolonisasi musik klasik merupakan upaya penting untuk membebaskan dan mengubah naratif serta representasi musik klasik, menjadikannya lebih inklusif, beragam, dan mencerminkan keberagaman budaya di seluruh dunia.
William Wijaya yang mengantarkan era baru ‘dekolonisasi’ musik klasik di Indonesia, diketahui merupakan pemain cello muda Indonesia dan penulis keturunan Sino yang lahir pada tahun 2005.
Memulai perjalanan musiknya pada usia 11 tahun di sekolah dasar, William kemudian bergabung dengan beberapa orkestra pada 2017-2019. Berbeda dari kebanyakan, ia beralih ke musik kamar dan menjadi resitalis.
Dikenal karena gaya interpretasi ekspresionisnya yang unik, William juga mengeksplorasi seni lain seperti musik tradisional, puisi, seni teater, dan seni pertunjukan kontemporer.
Dirinya juga memperoleh banyak penghargaan diantaranya adalah medali perunggu di Festival Musik Internasional Raffles Singapura pada tahun 2022 dan Juara 1 Kompetisi Musik Nasional Indonesia pada tahun 2020.