Kabar Terkini Mbah Hardjo, Jemaah Haji Tertua se-Indonesia Ucap Syukur Tiba di Tanah Suci Sehat
Mbah Hardjo Mislan, jemaah haji tertua se Indonesia sehat tiba di Bandara Internasional Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah, Kamis (16/5/2024)
Penulis: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, MADINAH - Mbah Hardjo Mislan, jemaah haji tertua se Indonesia tiba di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMMA) Madinah, Kamis (16/5/2024).
Tak terlihat wajah lelah dari kakek berusia 110 tahun ini.
Baca juga: Pergi Haji, Saipul Jamil Berharap Doanya yang Belum Terwujud Bisa Dikabulkan
Wajah rentanya terlihat teduh. Mbah Hardjo menunjukkan senyum sumringah.
Senyum ini jadi penanda rasa syukur jemaah haji asal Desa Bedingin, Kecamatan Sambit, Kabupaten Ponorogo Jawa Timur.
Rasa syukur pun diucapkan Veteran dan mantan perangkat Desa ini kepada Media Center Haji 2024 sesaat tiba di Bandara Amma Madinah.
“Alhamdulillah, saya senang. Senang sekali sudah bisa sampai di Arab Saudi untuk menjalankan ibadah haji,” lanjut Mbah Hardjo.
Baca juga: Jemaah Haji Tertua Indonesia Tahun Ini Berumur 109 Tahun dan Termuda 17 Tahun, Ini Sosok Mereka
Meski usianya sudah satu abad lebih, Mbah Hardjo terlihat masih sehat dan sanggup berjalan tanpa alat bantu tongkat atau kursi roda.
Namun, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) mengantisipasi Mbah Hardjo kelelahan, dan memintanya duduk di kursi roda. saay tiba di Bandara AMAA sekitar pukul 15.20 waktu Arab Saudi (WAS).
Mbah Hardjo tergabung dalam kloter 19 Surabaya (SUB), ia melewati pintu kedatangan dengan kursi roda.
“Saya ini kalau tidak salah lahir pada tahun 1913. Usia saja 110 tahun. Alhamdulillah saya juga sehat, kaki saya juga tidak sakit ini,” jawab Mbah Hardjo saat berbincang dengan tim MCH PPIH Arab Saudi Daker Bandara.
Mbah Hardjo mengaku daftar haji sejak dua tahun lalu.
Baca juga: Saipul Jamil Tunaikan Ibadah Haji Setelah 12 Tahun Penantian
Namun karena usianya sudah tua, Mbah Hardjo mendapat percepatan sebagai jemaah haji lansia.
Dia berangkat ditemani anak lelakinya.
Selain merasa sehat, Mbah Hardjo juga mengaku sangat bersemangat untuk menjalankan Ibadah Haji 2024. Dia berharap semua proses bisa mudah dan menjadi haji mabrur.
Mbah Hardjo menjalankan ibadah haji tahun ini bersama tiga anggota keluarganya. Dia didampingi oleh anaknya Sirmad, menantu dan besannya.
Petugas Nyatakan Mbah Hardjo Sehat, Tak Ada Perlakuan Khusus Saat di Pesawat
Petugas kesehatan dari Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Embarkasi Surabaya (PPIH) salut dengan kondisi kesehatan Mbah Hardjo.
Setelah menempuh perjananan rombongan bus dari Ponorogo, CJH ini tetap sehat.
Namun petugas tetap mengantisipasinya dengan menuntun Mbah Hardjo ke Hall Mina karena takut kekalahan.
Petugas kesehatan pun memeriksa kesehatan secara menyeluruh.
Hingga pemeriksaan kesehatan tahap ketiga, Mbah Hardjo dinyatakan layak terbang dan tergabung dalam Kloter 19.
Kabid Kesehatan PPIH Embarkasi Surabaya, Rosidi Roslan menjelaskan kondisi Mbah Hardjo sehat.
Tim kesehatan pun memberikan surat layak terbang.
"Alhamdulillah kondisinya sehat. Tadi kami periksa dari saturasi oksigennya 100 persen. Tekanan darah normal, denyut nadinya juga baik," ungkap Rosidi.
Mbah Hardjo kemudian diberikan vitamin untuk memelihara kesehatan selama berada di tanah suci.
Bahkan tidak ada treatment khusus karena kondisi sangat sehat.
Riwayat penyakit pun diperiksa tapi tak ada keluhan, hanya perlu istirahat yang cukup.
Rosidi meminta keluarga Mbah Hardjo agar terus mengawasi selama proses ibadah haji.
Walaupun bisa jalan sendiri tapi tetap didampingi untuk meminimalisasi risiko terjadinya jatuh dan terkait komunikasi.
Karena lansia ada pendampingnya saat berhaji ini sangat bagus untuk mengawasi dan mendampingi.
Rahasia Sehat Mbah Hardjo
Saat ini, veteran sipil asal Ponorogo itu bersyukur tetap diberi sehat.
Dia didampingi anak dan menantunya pergi haji bersama besannya.
Mbah Hardjo lahir pada 2 Juli 1914.
Dia mendaftar haji 18 Februari 2019, ketika itu usianya 104 tahun.
"Alhamdulilah sae. Mugi-mugi sehat sedanten selama haji hingga pulang nanti," kata pejuang 45 yang mengaku siap menjalankan ibadah haji.
Dia akan memanjatkan doa terbaik sesampainya di ka'bah untuk keluarganya.
Doa untuk kebaikan, keselamatan, diberikan kesehatan dan panjang umur.
Dia akan didampingi Sirmad, anak kandung Mbah Hardjo.
"Saya terharu bisa berhaji bersama bapak saya yang sudah sepuh," ucapnya berkaca-kaca.
Salah satu kebiasaan baik orang tuanya adalah bersabar dan tidak gampang marah.
Mbah Hardjo juga kerap bersilahturahmi dan baik kepada tetangga.
Kakek 7 cucu itu juga sering salat malam.
Tidak hanya itu, Mbah Hardjo juga rajin puasa Senin-Kamis hingga ziarah ke makam sanak saudara.
Sirmad kerap mendampingi ayahnya melakukan tradisi mulia itu.
Sirmad bertekad akan menunjukkan bakti kepada orang tua dan siap mendorong kursi roda atau menggendong ayahnya di Mekkah.
Sebab, tekad ingin haji Mbah Hardjo kuat seusai dirinya umrah.
"Saya pertama kali lihat Ka'bah saat umrah pada 2017. Hati saya bergetar melihat rumah Allah. Saya ingin pergi haji," kenang Mbah Hardjo saat ditemui di Asrama Haji Sukolilo.
Keinginan itu akhirnya disampaikan kepada anaknya.
Bersama anaknya, Mbah Hardjo Mendaftar di Kantor Kemenag Ponorogo.
Mbah Hardjo mengaku bersyukur sehingga selalu sehat, salah satu kuncinya sabar.
“Kalau Allah SWT sedang memberikan ujian kehidupan yang pahit tidak mengenakkan, ya sudah dijalani saja. Pasrah terhadap semua ketetapan Gusti. Tidak usah dibuat susah sampai tidak enak maupun tidur,” ucap Mbah Hardjo.
(Tribunnews.com Network/Anita K Wardhani/Nuraini Faiq/ M Taufik)