Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

Inilah Para Pemenang Alternativa Film Awards 2024 di Yogyakarta

Alternativa Film Project mengumumkan pemenang pada edisi 2024 dari Alternativa Film Awards yang diselenggarakan di Yogyakarta.

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Inilah Para Pemenang Alternativa Film Awards 2024 di Yogyakarta
istimewa
Penyelenggaraan Alternativa Film Awards 2024 di Yogyakarta. Alternativa Film Project mengumumkan pemenang pada edisi 2024 dari Alternativa Film Awards yang diselenggarakan di Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK) UGM di Yogyakarta. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin 

TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA – Alternativa Film Project mengumumkan pemenang pada edisi 2024 dari Alternativa Film Awards yang diselenggarakan di Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK) UGM di Yogyakarta.

Di kegiatan ini, Amerika Latin akan menjadi wilayah fokus baru mulai tahun 2025, dengan upacara dan penghargaan Alternativa Film ketiga akan dilaksanakan pada tahun 2026.

Baca juga: Sinopsis Film Eva Pendakian Terakhir, Dibintangi Bulan Sutena-Kiesha Alvaro, Tayang 16 Januari 2025

Tahun ini merupakan edisi kedua dari penghargaan yang diselenggarakan oleh InDrive ini setelah tahun lalu diselenggarakan di Kazakhstan.

Namun ini adalah tahun pertama penghargaan ini diadakan sebagai momen puncak dalam acara pemutaran film festival yang diselenggarakan oleh organisasi ini.

Alternativa Film Festival dipandu oleh aktris Hannah Al Rashid dan menampilkan pemutaran secara publik dan diskusi untuk film-film yang terpilih. Secara paralel, program Industry Days selama tiga hari juga dilaksanakan untuk mendorong hubungan antara pembuat film, produser, dan pemimpin dampak sosial dari Asia Tenggara, Asia Tengah, dan dunia internasional.

Alternativa Film Awards juga memberikan penghargaan kepada bakat dan karya yang menunjukkan dampak budaya, sosial, dan industri.

Berita Rekomendasi

Dari 25 film yang dipilih, termasuk 13 film panjang dan 12 film pendek, yang berasal dari 14 negara Asia dan menggunakan 20 bahasa yang berbeda. 

Pemenang dipilih oleh dewan juri internasional yang independen yang terdiri dari pembuat film dan ahli dampak sosial. Para juri adalah: Anand Gandhi (India), Steffi Niederzoll (Jerman), Carol Misorelli (Brasil), Asmara Abigail (Indonesia), Katerina Suvorova (Kazakhstan), Kamila Andini (Indonesia), dan Amir Masoud Soheili (Iran).

Total dana hadiah adalah $100.000, dengan masing-masing $20.000 diberikan untuk empat kategori panjang penuh, dan masing-masing $10.000 untuk dua pemenang di kategori Penghargaan Film Pendek.

Berikut adalah para pemenang Alternativa Film Awards edisi kedua:

1. Spotlight Award

Penghargaan ini diberikan kepada film yang membawa isu sosial yang terabaikan ke perhatian publik, menerangi cerita yang mungkin tetap tidak terdengar.

Pemenangnya adalah Bird of a Different Feather / Mikka Bannada Hakki karya Sutradara: Manohara K dari India produksi 2024 dengan genre drama komedi dengan bahasa Kannada,  

Pemeran utamanya Jayashree, Rekha Kudligi, Manisha  

2. Future Voice Award

Penghargaan untuk pembuat film baru yang karya pertama atau keduanya menunjukkan potensi besar untuk membawa perubahan dalam industri film dan masyarakat luas.  

Pemenangnya adalah Cu Li Never Cries / Cu Li Không Bao Giờ Khóc karya sutradara Pham Ngoc Lan dari Vietnam produksi 2024 dengan genre drama dan disampaikan dalam Bahasa Vietnam  

Pemeran utamanya Minh Chau, Ha Phuong, Xuan An, Hoang Ha  

"Karena film ini dengan mahir bermain dengan spektrum bahasa sinematik, menyelaraskan bentuk dan isi. Karena ia mengeksplorasi beban emosional dari mimpi yang hancur, perbedaan generasi, dan kehampaan yang bertahan dari utopia komunis yang gagal," komentar Steffi Niederzoll, juri Alternativa.

3. Alter Award

Penghargaan untuk film yang menginspirasi transformasi sosial dengan membahas isu-isu penting seperti hak asasi manusia, migrasi, dan tantangan lingkungan.  

Pemenangnya adalah Grand Me karya sutradara: Atiye Zare Arandi, dari Iran produksi 2024 dengan genre dokumenter dalam Bahasa Persia.  

"Dengan kepekaan luar biasa, film ini mengeksplorasi kompleksitas masa kanak-kanak, dinamika keluarga, dan ketegangan antara kepolosan dan kenyataan orang dewasa. Melalui mata protagonis mudanya, film ini menunjukkan betapa pentingnya bagi anak-anak untuk didengar dan dipahami dalam perjuangan mereka,"  komentar Carol Misorelli, Juri Alternativa.

4. Nativa Award

Penghargaan untuk karya yang mendalami identitas nasional atau budaya, menampilkan cerita yang membawa wilayah dan komunitas ke panggung global.  

Pemenangnya adalah film The Adamant Girl / Kottukkaali karya sutradara Vinothraj PS  
dari India, produksi 2024 dengan genre drama disampaikan dalam Bahasa Tamil.  

Pemeran utamanya, Soori Muthuchamy, Anna Ben.  

"Film ini memaksa kita menghadapi kontradiksi budaya dan komunitas, di mana kekuasaan sering kali tersembunyi di balik tradisi," komentar Anand Gandhi, Juri Alternativa.

5. Shorts Award

Penghargaan untuk pembuat film berani dari wilayah fokus, memberikan penghargaan kepada dua film pendek yang berdampak dengan visi jelas untuk perubahan.  

Pemenangnya adalah film Washhh karya sutradara Mickey Lai dari Malaysia produksi 2024 dengan genre drama dan disampaikan dalam Bahasa Melayu, Inggris dan Mandarin.  

Pemeran utamanya, Farah Ahmad, Esha Anum, Kaana Selvam, Li Xuan Siow..

"Film ini mempertanyakan banyak topik kompleks tentang gadis muda Muslim di Asia Tenggara dalam satu situasi. Sinematografi dan penampilannya dengan kuat menangkap setiap lapisan tekanan, amarah, kebingungans dan frustrasi yang muncul dari isu-isu tersebut," tutur Kamila Andini, Juri Alternativa.

Pemenangnya A Cleaning Service karya sutradara Nguyen Duy Anh, produksi Vietnam, tahun 2024 dengan genre dokumenter dalam Bahasa Vietnam.

Selain penghargaan di atas, Resonance Award diberikan kepada film fitur asal Thailand, How to Make Millions Before Grandma Dies (2024, disutradarai oleh Pat Boonnitipat), sebuah film yang menghangatkan hati dan menggali kompleksitas hubungan keluarga, pengorbanan, dan pencarian kebahagiaan. 

Liza Surganova selaku Head of Alternativa Film Project berpendapat, film How to Make Millions Before Grandma Dies  yang jadi pemenang kategori ini menangani isu-isu keluarga yang kompleks mengenai merawat orang tua, memiliki hubungan penuh kasih yang tulus dengan kerabat, dan menemukan tempatmu dalam keluarga dengan konsep yang ringan dan disertai humor.

Arsen Tomsky, CEO dan Pendiri inDrive, serta pendirik Alternativa Film Project mengaku bangga bisa menyelenggarakan festival film ini di Yogyakarta dan disaksikan oleh 3.000 lebih penonton.

"Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Mas Garin (Garin Nugroho), yang menjadi salah satu orang terpenting dapat terselenggaranya Alternativa Film Project di Yogyakarta Indonesia  yang juga merupakan mitra kami melalui GIK," sebutnya.
caption:

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas