Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Alivio Mubarak Junior

TRIBUNNEWS.COM - Keluarga Barbie Hsu berencana menggelar pemakaman abu sang artis dengan metode tree burial, sebuah konsep pemakaman ramah lingkungan dengan menguburkan abu di dekat pohon.

Rencana ini akan dilakukan sesuai dengan wasiat Barbie Hsu semasa hidupnya.

Baca juga: Fenita Arie Didiagnosis Pneumonia Seperti Barbie Hsu Sepulang dari Jepang, Ucap Syukur Bisa Sembuh

Adik Barbie Hsu, Dee Hsu, mengonfirmasi bahwa keluarga telah mengajukan permohonan lokasi pemakaman kepada pemerintah setempat. 

Namun, hingga kini, mereka masih menunggu persetujuan resmi.

"Kami sesekali berbicara tentang hidup dan mati, dan masing-masing dari kami memiliki pemikiran sendiri. Kakak perempuan saya pernah berkata bahwa jika dia meninggal, dia lebih suka pemakaman alami karena ramah lingkungan," kata Dee Hsu dalam pernyataan resmi yang dirilis oleh manajer keluarga, dikutip Tribunnews, Minggu (9/2/2025).

Baca juga: Barbie Hsu Pemeran Shancai Meninggal, Jasadnya Dikremasi di Jepang dan Abunya Dikembalikan ke Taiwan

Meski demikian saat ini abu pemeran Shancai dalam Meteor Garden itu masih disimpan sementara di rumah keluarganya. 

Mereka menunggu hingga lokasi dan tanggal pemakaman dapat dipastikan.

"Abu saudara perempuan saya hanya disimpan sementara di rumahnya. Nantinya, keluarga kami akan mengembalikannya ke alam," jelas Dee Hsu.

Konsep pemakaman tree burial di Taiwan diminati

Di Taiwan, metode pemakaman alternatif seperti tree burial, pemakaman bunga, dan pemakaman laut semakin diminati. 

Tree burial adalah penempatan abu dalam kantong biodegradable yang dikubur di bawah akar pohon tanpa batu nisan atau ukiran nama.

Namun, hingga kini, keluarga Barbie Hsu belum menentukan metode spesifik yang akan digunakan. 

Mereka masih mempertimbangkan beberapa opsi, seperti menaburkan abu ke tanah, menempatkan guci di pohon, atau menguburnya di bawah pohon.

Kepergian Barbie Hsu pada 2 Februari 2025 akibat pneumonia akut saat berlibur di Jepang mengejutkan banyak pihak. 

Jenazahnya telah dikremasi di Tokyo pada 3 Februari, sebelum abunya dibawa kembali ke Taiwan dengan jet pribadi oleh suaminya, Koo Jun Yeop, dan anggota keluarga lainnya.