28 Lagu Setlist Konser Linkin Park Jakarta 2025, Siap-Siap Nyanyi Bareng Emily Armstrong
Inilah lagu-lagu yang mungkin akan ditampilkan Linkin Park di Jakarta 2025, persiapan nyanyi bareng vokalis baru, Emily Armstrong di GBK malam ini.
Penulis: Muhammad Alvian Fakka
Editor: timtribunsolo

TRIBUNNEWS.COM - Tur konser Linkin Park bertajuk "From Zero World Tour" di Stadion Madya Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta digelar hari ini, Minggu (16/2/2025).
Konser Linkin Park yang sangat dinantikan di Jakarta pada tahun 2025, diprediksi akan menghadirkan setlist yang memukau bagi para penggemar.
Penampilan konser Linkin Park Jakarta 2025 akan menjadi momen bersejarah, mengingat band legendaris ini telah lama dinanti kehadirannya di Indonesia.
Linkin Park tak hanya akan membawakan sejumlah lagu hits di masa mendiang Chester Bennington.
Tapi juga sejumlah lagu dari album kedelapan mereka dengan vokalis baru, Emily Armstrong.
Beberapa lagu baru mereka seperti "The Emptiness Machine", "Two Faced" hingga seperti "Crawling", "Burn It Down", "One Step Closer", "Numb" akan dibawakan selama konser Linkin Park Jakarta 2025.
Apa Saja Lagu yang Akan Dibawakan di Konser Linkin Park Jakarta 2025?
Berdasarkan konser-konser From Zero World Tour sebelumnya, dan album-album ikonik mereka, beberapa lagu yang kemungkinan besar akan masuk dalam setlist konser Linkin Park Jakarta 2025, melansir setlist.fm, sebagai berikut:
- "Somewhere I Belong": Dirilis pada tahun 2003 sebagai bagian dari album Meteora, lagu ini mengisahkan perjuangan seseorang dalam mencari tempat di mana ia merasa diterima dan nyaman.
- "Crawling": Salah satu single dari album debut Hybrid Theory (2000), "Crawling" menggambarkan perasaan tidak nyaman dan ketidakamanan yang mendalam, serta perjuangan melawan ketidakstabilan emosional.
- "Points of Authority": Lagu ini menyoroti dinamika kekuasaan dan kontrol dalam hubungan, serta perasaan terjebak dalam siklus yang berulang.
- "New Divide": Diciptakan khusus untuk soundtrack film Transformers: Revenge of the Fallen (2009), "New Divide" menampilkan elemen elektronik yang kuat dan lirik yang berbicara tentang perpecahan dan perubahan.
- "The Emptiness Machine": Salah satu lagu dari album terbaru mereka, From Zero (2024), "The Emptiness Machine" menampilkan vokal Emily Armstrong dan kembali ke akar nu-metal dengan sentuhan modern.
- "The Catalyst": Dirilis pada tahun 2010 dalam album A Thousand Suns, lagu ini menggabungkan elemen elektronik dan rock, membahas tema-tema apokaliptik dan refleksi diri.
- "Lying From You": Bagian dari album Meteora, lagu ini mengisahkan tentang keinginan untuk melepaskan diri dari kebohongan dan kepura-puraan dalam hubungan.
- "Burn It Down": Dari album Living Things (2012), "Burn It Down" menggabungkan unsur elektronik dan rock, membahas siklus kehancuran dan pembaruan.
- "Two Faced": Lagu lain dari album From Zero, "Two Faced" menampilkan dinamika vokal antara Emily Armstrong dan Mike Shinoda, dengan lirik yang mengeksplorasi dualitas dan konflik internal.
- "Waiting for the End ": Dirilis dalam album A Thousand Suns, lagu ini memiliki nuansa yang lebih tenang dengan lirik yang berbicara tentang harapan dan penerimaan dalam menghadapi akhir.
- "Castle of Glass": Dari album Living Things, "Castle of Glass" memiliki sentuhan folk dan elektronik, dengan lirik yang merenungkan kerapuhan dan kehilangan.
- "Joe Hahn Solo": Penampilan solo dari DJ dan turntablist Joe Hahn sering menjadi bagian menarik dalam konser, menampilkan keterampilannya dalam mixing dan scratching.
- "When They Come for Me / Remember the Name": Medley yang menggabungkan lagu Linkin Park "When They Come for Me" dari album A Thousand Suns dan "Remember the Name" dari proyek sampingan Mike Shinoda, Fort Minor, menampilkan rap energik dan ritme yang kuat.
- "Over Each Other": Lagu dari album From Zero yang menampilkan harmoni vokal antara Emily Armstrong dan Mike Shinoda, dengan lirik yang membahas konflik dan rekonsiliasi dalam hubungan.
- "Given Up": Dari album Minutes to Midnight (2007), "Given Up" dikenal dengan tempo cepat dan vokal intens, menggambarkan perasaan frustrasi dan keputusasaan.
- "One Step Closer": Single debut dari Hybrid Theory, lagu ini mengekspresikan kemarahan dan tekanan, menjadi salah satu anthem bagi penggemar awal Linkin Park.
- "Lost": Lagu yang dirilis sebagai bagian dari perayaan 20 tahun Meteora, "Lost" adalah track yang sebelumnya tidak dirilis, menampilkan vokal Chester Bennington dan nuansa khas era tersebut.
- "Breaking the Habit": Dari album Meteora, lagu ini mengisahkan perjuangan melawan kebiasaan destruktif dan pencarian jalan keluar dari siklus negatif.
- "What I've Done": Dirilis dalam album Minutes to Midnight, lagu ini merefleksikan penyesalan dan keinginan untuk penebusan atas kesalahan masa lalu.
- "Leave Out All the Rest": Lagu ini adalah permintaan untuk diingat atas kebaikan dan dimaafkan atas kesalahan setelah seseorang tiada.
- My December": Lagu balada yang awalnya dirilis sebagai B-side dari single "One Step Closer", "My December" menampilkan sisi melankolis dan reflektif dari band.
- "Numb": Salah satu hits terbesar dari Meteora, "Numb" menggambarkan tekanan untuk memenuhi ekspektasi dan perasaan kehilangan jati diri.
- "Friendly Fire": Lagu dari album From Zero yang menampilkan kolaborasi antara Emily Armstrong dan Mike Shinoda, dengan lirik yang membahas pengkhianatan dan konflik internal.
- "In the End": Salah satu lagu paling ikonik dari Hybrid Theory, "In the End" membahas usaha dan kegagalan, serta penerimaan bahwa beberapa hal tidak dapat dikendalikan.
- "Faint": Dari album Meteora, "Faint" dikenal dengan energi tinggi dan lirik tentang keinginan untuk didengar dan diakui.
- "Papercut": Lagu pembuka dari Hybrid Theory, "Papercut" mengeksplorasi perasaan cemas dan suara-suara internal yang mengganggu pikiran.
- "Heavy Is the Crown": Lagu dari album From Zero yang menampilkan tema tanggung jawab dan beban yang datang dengan kekuasaan atau posisi
- "Bleed It Out": Dirilis dalam album Minutes to Midnight (2007), "Bleed It Out" adalah salah satu lagu paling energik Linkin Park yang biasanya dipakai untuk berinteraksi dengan penonton.
Mengapa Konser Linkin Park Jakarta 2025 Begitu Dinantikan?
Kembalinya Linkin Park ke panggung internasional setelah kehilangan vokalis Chester Bennington pada tahun 2017 membuat konser ini sangat berarti.
Banyak penggemar yang merindukan penampilan langsung band ini dan berharap untuk merasakan kembali energi yang luar biasa dari musik mereka.
Adanya konser Linkin Park di Jakarta 2025 diharapkan menjadi salah satu acara musik terbesar dan paling berkesan di tahun tersebut.
Baca juga: 5 Hal yang Harus Disiapkan Penonton Konser Linkin Park Jakarta 2025
(Tribunnews.com/M Alvian Fakka)
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.