TRIBUNNEWS.COM - Riefian Fajarsyah, yang dikenal sebagai Ifan Seventeen, menanggapi tuduhan bahwa pengangkatannya sebagai Direktur Utama PT Produksi Film Negara (PFN) merupakan upaya untuk mencari muka.

Dalam unggahan di Instagram, Ifan menegaskan bahwa ia menerima posisi ini dengan rasa tanggung jawab dan niat untuk berkontribusi bagi negara.

Ifan menjelaskan bahwa sebelum dirinya, ada sejumlah kandidat lain yang ditawari jabatan tersebut.

Namun, mereka menolak karena tantangan besar yang dihadapi PFN. "Sebelum saya, ada beberapa kandidat yang ditawarkan dan menolak karena mengetahui keadaan PFN yang sangat berat," ungkap Ifan, seperti dikutip dari Tribunnews.

Ifan menyebutkan beberapa tantangan yang tengah dihadapi PFN, di antaranya utang yang mencapai puluhan miliar rupiah, keterlambatan pembayaran gaji karyawan, serta kewajiban seperti BPJS dan THR yang belum terpenuhi.

Ia juga menyoroti bahwa PFN tidak mendapatkan pendanaan dari APBN, sementara kondisi gedung yang sudah tua dan keterbatasan peralatan semakin memperberat upaya pemulihan perusahaan.

Ifan menegaskan bahwa keputusan untuk menerima jabatan ini bukan demi kepentingan pribadi, melainkan untuk memperbaiki kondisi PFN agar dapat kembali berperan di industri film nasional. "Saya merasa sudah terlalu lama hidup enak di negara yang kita cintai ini. Saatnya untuk melakukan timbal balik dengan cara mengabdi," jelasnya.

Baca juga: Ifan Seventeen Siap Mundur dari Dirut PFN Jika Ada yang Lebih Kompeten: Pintu Akan Selalu Terbuka

Di tengah serangan kritik, Ifan menegaskan bahwa ia tidak meminta pembelaan dari siapa pun. "Saya tidak meminta pembelaan siapapun. Apabila ada komentar negatif, jangan bela saya," tulisnya.

Ia hanya meminta doa dari publik agar dapat menjalankan PFN dan memberikan perubahan yang terbaik untuk industri film Indonesia. "Saya mohon doakan agar PFN ke depannya lebih baik dan tidak perlu lagi berpikir untuk memenuhi perutnya setiap bulan," ujarnya.

Dengan semangat pengabdian, Ifan Seventeen berharap PFN dapat kembali menghasilkan karya-karya luar biasa dan mengembalikan marwahnya di industri film nasional.

(Tribunnews.com, Rinanda/Arie) 

Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).