Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Juara Indonesia Grand Prix Gold, Sony Dwi Kuncoro Belum Puas

Atlet bulutangkis tunggal putra Indonesia, Sony Dwi Kuncoro, berhasil menjadi juara di turnamen Indonesia Grand Prix Gold 2012.

zoom-in Juara Indonesia Grand Prix Gold, Sony Dwi Kuncoro Belum Puas
Tribun Sumsel/ABRIANSYAH LIBERTO
MENANG - Ekspresi kemenangan Sony Dwi Kuncoro saat mengalahkan Dionysius Hayom Rumbaka dengan 21-11,21-11 saat pertandingan Indonesia Open Grand Prix Gold Badminton Championship 2012 Di Palembang Sport Convetion Center ,Minggu (30/9/2012). (TRIBUN SUMSEL/ABRIANSYAH LIBERTO) 

TRIBUNNEWS.COM – Atlet bulutangkis tunggal putra Indonesia, Sony Dwi Kuncoro, berhasil menjadi juara di turnamen Indonesia Grand Prix Gold 2012. Ini merupakan gelar juara yang kedua kalinya diraih pada tahun ini setelah Thailand Open. Meski demikian ia merasa belum puas. Masih banyak targetnya yang belum tercapai.

"Saya harus banyak belajar lagi, masih banyak yang belum saya raih. Obsesi terbesar tiap pemain adalah olimpiade, saya juga ingin, tapi tak mau terlalu berlebihan ke sana, satu-satu dulu" kata Sony di situs PB-PBSI.

Setelah turnamen ini, pemain yang lahir 7 Juli 1984 ini akan segera berangkat ke Taiwan untuk mengikuti Taipei Open Grand Prix Gold 2012 kemudian Denmark Open Super Series Premier 2012.

Pada partai final Indonesia Grand Prix Gold, ia mengalahkan kompatriotnya, Dionysius Hayom Rumbaka di Palembang, Minggu (30/9/2012). Sony mengalahkan Hayom yang merupakan juara bertahan ini dengan skor 21-11, 21-11, hanya dalam waktu 34 menit.

"Saya mengetahui soal kondisi Hayom yang sedang tidak fit, dia juga bermain ketat sebelum ke final. Tidak ada strategi spesial di permainan saya hari ini, kami sudah sering latihan bersama, sama-sama tahu kelebihan dan kekurangan masing-masing" kata Sony seperti dilansir di situs resmi PB-PBSI.

Gelar ini sekaligus menjadi pembuktian Sony bahwa dirinya mampu bangkit dari cedera pinggang yang menderanya beberapa tahun belakangan. Cedera sempat membuat peraih medali perunggu Olimpiade Athena 2004 berada di masa-masa sulit hingga peringkatnya merosot dan ia terlempar dari jajaran 100 besar dunia.

"Makin ke sini, saya semakin disiplin untuk mempersiapkan diri sebaik-baiknya agar bisa tampil sebagus mungkin saat tanding. Di usia saya sekarang ini, yang diutamakan adalah kekuatan fisik karena kecepatan sudah berkurang, sekarang harus bisa jaga stamina dan kondisi" kata pemain rangking 35 dunia ini.

Berita Rekomendasi

Di ganda campuran, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir berhasil menang atas Muhammad Rijal/Debby Susanto dengan skor 21-19, 21-14 dalam pertandingan selama 34 menit.

Gelar juara yang diraih Indonesia tidak bisa bertambah lagi, karena selain di pertandingan final yang mempertemukan dua finalis asal Indonesia, tak ada pemain Indonesia yang bisa unggul.

Di final tunggal putri, Yeni Asmarani harus mengakui keunggulan pemain unggulan kedua asal Cina, Han Li yang mengalahkannya dengan skor 12-21, dan 10-21.

Demikian pula dengan ganda putra Indonesia, Angga Pratama/Ryan Agung Saputra yang menyerah atas pasangan Korea Selatan, Kim Ki Jung/Kim Sa Rang 13-21, dan 9-21.

Sedangkan di final ganda putri, pasangan Jepang, Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi yang merupakan unggulan pertama berhasil menang atas pasangan Korea Selatan, Eom Hye Won/Jang Ye Na dengan skor 21-12, 12-21, dan 21-13. (Tribunnews/mba)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas