Melawan David Ferrer, Rafael Nadal di Atas Angin
Petenis Spanyol, Rafael Nadal berada di atas angin, dia tinggal selangkah lagi untuk mencetak rekor
TRIBUNNEWS.COM – Petenis Spanyol, Rafael Nadal berada di atas angin, dia tinggal selangkah lagi untuk mencetak rekor sebagai petenis pertama sepanjang sejarah yang bisa menjadi juara Roland Garros delapan kali. Di final, Nadal tinggal menghadapi kompatriotnya, David Ferrer, Minggu (9/6/2013) WIB.
Menghadapi partai puncak ini, Nadal jelas di atas angin, dominasi Nadal pun diakui sendiri dengan jujur oleh Ferrer. "Tentu saja akan sangat sulit mengalahkan dia. Dia adalah petenis terbaik di lapangan tanah liat," kata Ferrer usai laga semifinal seperti dilansir tennis.si.com.
Ferrer sadar betul dengan ketangguhan Nadal di lapangan tanah liat. Pasalnya dalam 17 kali pertemuan dia dengan Nadal di lapangan jenis ini, Nadal memenangkan 16 kali. Ferrer yang usianya lebih tua dari Nadal hanya bisa merasakan satu kali kemenangan dari Nadal pada pertemuan pertama mereka di Stuttgart 2004. Secara keseluruhan di berbagai lapangan, mereka sudah bertanding 23 kali. Nadal menang secara head to head dengan catatan menang-kalah, 19-4.
Tahun lalu, petenis yang menyandang 11 gelar juara di turnamen grand slam itu juga mengalahkan Ferrer dengan skor 6-2, 6-2, 6-1 di babak semifinal Prancis Terbuka.
"Saya pikir kita hanya bisa menang satu set saja lawan Rafa, ada perbedaan antara menang satu set dengan menang satu pertandingan. Memenangkan sebuah pertandingan lawan Rafa rasanya hampir tak mungkin. Dia sedang berada dalam permainan terbaik," katanya.
Ferrer tak mengharapkan terjadi keajaiban dengan mengalahkan Nadal di partai puncak Prancis Terbuka tahun ini. Meski pada babak semifinal, Nadal harus melalui pertarungan berat melawan Novak Djokovic. Dia melewati laga selama empat jam, 37 menit. Ini adalah pengalaman kedua Nadal melewati laga lima set di Roland Garros. "Dia akan bisa pulih, pasti. Dia memiliki fisik yang terbaik bukan?"
Pada usia 27, Nadal saat ini sudah meraih tujuh gelar juara. Dalam sembilan kali keikutsertaannya di Paris, dia mengincar gelar juara yang kedelapan kali. Untuk meraih itu, masalah yang paling besar dihadapi Nadal adalah masalah pemulihan fisik setelah bertarung lama. Kemenangan lawan Djokovic terasa sangat emosional dan menguras fisik.
Saat ditanya tentang keperkasaannya di ajang Roland Garros sehingga sulit ada pemain yang bisa mengalahkannya, Nadal menjelaskan, "Dengan kondisi ini, 100 persen yakin saya tak merasa seperti itu. Ya memang, dalam sembilan tahun terakhir terasa luar biasa apa yang telah saya raih di semua jenis lapangan. Tapi khususnya saat saya main di lapangan tanah liat. Dan di sini adalah turnamen paling spesial buat saya di lapangan tanah liat," kata Nadal.
Saat mengalahkan Djokovic, Nadal mengatakan dia perlu bermain lima set. Karena dengan bermain lima set meski ada peluang membuat kesalahan, di saat yang sama dia juga punya kesempatan lebih banyak untuk bangkit.
Nadal fokus untuk menggigit trofi Roland Garros kedelapan. "Selama saya belum meraih trofi di tangan, saya tak memikirkan masalah yang lainnya. Meski hari ini saya merasa sangat senang karena saya menembus babak final. Ini adalah hal yang luar biasa buat saya, tapi target saya adalah terus berjuang 100 persen," kata Nadal.
Sementara itu, Ferrer lolos babak final Grand Slam pertamanya ini setelah mengalahkan petenis tuan rumah, Jo-Wilfried Tsonga dengan skor 6-1, 7-6 (3), 6-2. Ferrer merupakan unggulan keempat Ferrer. Hingga babak semifinal dia belum pernah kalah satu set pun di Roland Garros tahun ini. (Tribunnews.com/mba)