Honor Atlet Berkuda PON DKI Naik
DKI Jaya tidak akan 'jor-joran' dalam mempersiapkan atletnya ke pentas berkuda PON XIX-2016 di Jabar.
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - DKI Jaya tidak akan 'jor-joran' dalam mempersiapkan atletnya ke pentas berkuda PON XIX-2016 di Jabar.
"Kami juga tidak mau bajak-bajak atlet. Kalau daerah lain mau melakukannya, slakan saja, tetapi DKI tidak. Ayoo kita bersaing secara fair-play saja," ungkap Herlan Matsudi, Sekum Pengprov Pordasi DKI Jaya yang juga fungsionaris Konida DKI Jaya.
Herlan Matsudi menanggapi 'fenomena' perekrutan atlet berkuda menuju persiapan PON 2016 dengan iming-iming kontrak besar dan fasilitas menggiurkan.
"DKI sudah pasti nggak akan jor joran. Siapa yang mau masuk tim berkuda DKI untuk persiapan PON XIX silakan, tentunya dengan kondisi yang kita tentukan," jelas Herlan, yang disebut-sebut akan menjadi manajer tim berkuda DKI di PON 2016 itu.
RAYMEN KAUNANG
Herlan menjelaskan, untuk persiapan PON XIX itu, pihaknya saat ini sudah 'membina' sebanyak 15 atlet equestrian, serta empat pelatih dan asisten pelatih. Yang sudah mengikat kontrak dengan DKI Jaya adalah atlet-atlet terbaik dari klub-klub yang bernaung di EQINA (Equestrian Indonesia), termasuk Raymen Kaunang yang saat ini memimpin dalam perolehan nilai kelas 100 cm, 130 cm dan 140 cm lompat rintangan pada peringkat sementara EQINA Point-System. Mario Christianto dan Albert Pelealu juga termasuk.
"Yan Yan Hardiansyah juga sudah mengikat kontrak, jadi akhir bulan nanti dia sudah bisa terima honor bulanannya," jelas Herlan.
Dari jajaran pelatih, Herlan antara lain menyebut nama Nico Pelealu. HONOR NAIK. Menurut Herlan, untuk persiapan cabor berkuda ini, dana yang dialokasikan setiap bulannya mencapai sekitar Rp 100 juta. Rinciannya, honor pelatih Rp 4 juta, asisten pelatih Rp 3, 75 juta, dan atlet Rp 3,5 juta.
"Untuk kuda, kami kasih biaya perawatan dan makannya saja," katanya.
Honorarium untuk cabor berkuda ini akan dinaikan mulai awal tahun 2014.
"Berapa kenaikannya, belum kita umumkan sekarang. Pokoknya naiklah," tegasnya.
Herlan Matsudi menyatakan, rencana kenaikan honorarium pelatih, asisten pelatih dan atlet berkuda yang dipersiapkan ke PON 2016 ini tak ada hubungannya dengan upaya perekrutan yang tengah dilakukan oleh Jatim, termasuk dengan iming-iming kontrak bulanan jauh lebih besar dan berbagai fasilitas lainnya.