Maria Kristin Yulianti Menilai Tunggal Putri Masih Berpeluang
Meskipun putri-putri Thailand menjadi lawan terkuat yang tak mudah ditaklukkan, Aprilia dan Bellaetrix masih punya peluang.
Penulis: Murtopo
Editor: Dewi Pratiwi
TRIBUNNEWS.COM - Mantan pebulutangkis nasional, Maria Kristin Yulianti, menilai bahwa kualitas permainan Aprilia Yuswandari dan Bellaetrix Manuputy tidak kalah bagus dengan putri-putri Thailand.
“Kalau dari kualitas tidak kalah kok. Terbukti pada pertemuan-pertemuan sebelumnya, pertarungan melawan wakil Thailand sering berlangsung sengit. Berarti sebenarnya mereka punya kemampuan yang sama,” ujar Maria seperti dikutip situs remi PP PBSI.
Maria yang kini telah gantung raket dan menjadi pelatih di klub asalnya, PB Djarum, mengatakan bahwa ia tetap optimis dengan tim tunggal putri Indonesia di SEA Games ke-27 ini. Meskipun putri-putri Thailand menjadi lawan terkuat yang tak mudah ditaklukkan, di mata Maria, Aprilia Yuswandari dan Bellaetrix Manuputty masih punya peluang.
“Sebenarnya saat ini yang terkuat adalah tim putri Thailand. Meski agak berat, peluang pasti ada. Segalanya masih mungkin terjadi kok,” tutur Maria yang juga peraih medali perunggu di Olimpiade Beijing 2008.
Kata Maria, jika Thailand menurunkan Busanan Ongbumrungpan dan Nitchaon Jindapon, maka Aprilia dan Bellaetrix memiliki peluang menang lebih besar, jika dibandingkan harus berhadapan dengan Ratchanok Intanon yang sedang bagus pernampilannya.
Tunggal putri Indonesia sendiri sudah enam tahun lamanya tidak pernah membawa medali emas di ajang SEA Games. Medali emas tunggal putri terakhir diraih Indonesia lewat Maria Kristin Yulianti pada SEA Games 2007 di Nakhorn Ratchasima, Thailand.
Pada SEA Games 2011 di Jakarta, Adriyanti Firdasari gagal mengulang sukses di SEA Games 2005 dimana ia mampu mempersembahkan medali emas untuk kontingen Indonesia. Pada partai final, Firda dikalahkan oleh Fu Mingtian (Singapura) lewat pertandingan dramatis, 21-14, 12-21, 20-22.