Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ketua KTI Jakarta: Marangin Tidak Mencuri Motor tapi Berkelahi

Meninggalnya petinju nasional, Marangin Marbun pada Sabtu (30/11/2013) silam, masih misterius.

Penulis: Glery Lazuardi
zoom-in Ketua KTI Jakarta: Marangin Tidak Mencuri Motor tapi Berkelahi
NET
Marangin Marbun 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Meninggalnya petinju nasional, Marangin Marbun pada Sabtu (30/11/2013) silam, masih misterius.

Hingga kini, belum diketahui jelas penyebab tewasnya mantan rekan tanding juara dunia kelas ringan versi badan tinju IBO, Daud Yordan.

Beberapa waktu lalu, Kasat Reskrim Polres Metro Tangerang AKBP Sutarmo mengatakan, Marangin tewas karena ditembak polisi, setelah berusaha merampas sebuah sepeda motor.

Dia ditembak karena melawan saat akan dibekuk petugas, Sabtu (30/11/2013) sekitar pukul 02.00 WIB, di Jalan Hasim Ashari, Gang Jambu, Kelurahan Kenanga, Cipondoh, Tangerang.

Saat kejadian, Marangin Marbun mengendarai sepeda motor dengan Barita Lumban Gaol, yang menurut polisi merupakan teman Marangin.  

Namun, menurut Ketua Komisi Tinju Indonesia (KTI) DKI Jakarta Sangap Sidauruk, keterangan yang diberikan polisi, berbeda dengan kejadian yang sebenarnya. Ini yang menjadi pertanyaan, mengapa terjadi kesimpangsiuran pemberitaan di masyarakat.

“Pemberitaan yang didengar, karena dia mencuri motor, dan antara Marangin Marbun dan Barita Lumban Gaol tidak ada hubungan apa-apa, padahal mereka adik-kakak. Kemudian, mereka tidak ada niat untuk merampok sepeda motor. Yang terjadi sebenarnya, mereka terlibat perkelahian,” paparnya.

Berita Rekomendasi

“Memang mereka baru minum-minum dan menuju pulang menggunakan motor manajer. Di tengah jalan, mereka mungkin ngomong dan lain sebagainya, mereka turun kemudian cek-cok sedikit. Kemudian lewat motor, ditabrak jatuh motor yang itu,” imbuh Sangap.

“Barita sudah bilang jangan-jangan, pengendara motor kemudian berteriak maling-maling. Karena orang-orang sudah datang. mereka kemudian pergi mengendarai motor, karena Marangin mabuk, Barita membawa motor. Sekitar 200 meter, tiba-tiba Marangin jatuh. Barita berhenti, kemudian dilihat Marangin sudah bolong kepala,” ungkapnya.

Sangap menyesalkan tindakan ceroboh oknum aparat kepolisian yang tanpa tahu duduk persoalan, langsung menembak mati, dan bukan melumpuhkan.

“Barita tidak tahu ada tembakan peringatan atau apapun. Seandainya ada tembakan peringatan pun, kenapa saat itu ada tembakan mematikan bukan melumpuhkan,” sesalnya.

“Mengapa langsung di kepala? Apakah si penembak atau polisi dalam keadaan terdesak? Apakah dia dalam posisi mengetahui duduk persoalan. Kenapa langsung tembak di kepala? Kenapa tidak menembak ke bagian yang tidak langsung mematikan? Kenapa pemberitaan simpang siur?” Tanyanya.

Melihat pemutarbalikan fakta yang terjadi mengenai penyebab kematian Marangin Marbun, Sangap menegaskan, pihaknya di bawah KTI Pusat mengambil alih penyelesaian kasus itu.

“Pihak keluarga dan almarhum dirugikan harkat dan martabat. Di sini, kami petinju dan organisasi tinju sangat prihatin, sehingga kami berkepentingan menduduki persoalan kepada porsi sebenarnya. Mereka tidak melakukan perampokan. Saat itu mereka tidak merampok, mengapa harus difitnah? Mereka meninggal dunia, mengapa harus disudutkan?” cetusnya. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas