Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

2014, Kompetisi Equestrian Makin Terbuka & Ketat

Pada 2014 kompetisi equestrian secara umum akan semakin terbuka dan ketat

Editor: Toni Bramantoro
zoom-in 2014, Kompetisi Equestrian Makin Terbuka & Ketat
ist
Jose Rizal Partokusumo 

TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Pada 2014, kompetisi equestrian secara umum akan semakin terbuka dan ketat. Ketua Umum Equestrian Indonesia (EQINA), Jose Rizal Partokusumo, mengemukakan hal itu, Kamis (2/2/2014).

"Untuk 2014, EQINA pastinya akan mempunyai kalender kegiatan baik event pertandingan maupun pelatihan, yang saat ini masih tahap
pembahasan, dan akan segera kami umumkan," jelas Jose Rizal Partokusumo kepada Tribunnews.com.

Kendati demikian, disamping mengikuti program yang sudah terjadwal, EQINA tetap akan membuka diri jika ada atlet-atlet atau 'rider'-ny
yang berpartisipasi pada 'event' yang diselenggarakan oleh EFI (Equestrian Federation of Indonesia).Tentunya apabila diundang. Terkait dengan itu, kata Jose, dalam penyusunan jadwal akan disesuaikan agar tidak berbenturan.

Pada 2013, EQINA mementaskan tiga seri turnamen AE Kawilarang Memorial, serta EQINA Terbuka, Jateng Master, dan Jateng Classic. Enam 'event' tersebut menjadi rangkaian kejurnas 2013.

Ditambah kejuaraan 'Piala Pangdam Jaya Cup' yang menjadi hajat Pengprov Pordasi DKI Jaya, dan 'joint competition' atau kompetisi bersama dengan Arthayasa Stable, di Arthayasa, Ciganjur, keseluruhan ajang persaiangan yang melibatkan atlet-atlet atau 'rider' terbaik EQINA itu menjadi rujukan untuk perolehan anugerah atau penghargaan 'EQINA Award' dan 'EQINA Point System'.

Disamping itu, EQINA juga menggelar beberapa sesi pelatihan bersama. Untuk kegiatan ini memang tidak semua atlet dilibatkan, namun dipilih diantara yang terbaik dari beberapa kelas, baik dari disiplin tunggang serasi atau lompat rintangan.

Pelatihan juga dilakukan untuk belasan 'rider'' yang dinominasikan untuk seleksi bersama pembentukan atlet berkuda SEA Games Myanmar--walau seleksi tersebut kemudian ditiadakan oleh Komite Olimpiade Indonesia (KOI) dan Satlak Prima.

Berita Rekomendasi

Tahun lalu pelatihan bersama dilakukan bergantian di beberapa klub, diawali Pegasus melalui 'training-camp' pada awal Februari.

JANGAN KEDEPANKAN EGO

Jose Rizal Partokusumo menyatakan, situasi dan kondisi equestrian di Indonesia saat ini secara organisasi masih jauh dari format untuk
bersatu. Namun, secara individu semangat persatuan sudah mulai tercermin sejak EFI mencabut larangan berkompetiisi pada kegiatan
EQINA. Awalnya, EFI menghukum 'rider-rider' yang tampil dalam beberapa seri awal kejurnas EQINA. 'Banned' itulah yang kemudian dicabut.

Dalam beberapa 'event' terakhir satu sama lain saling mengundang untuk mengikuti 'event' yang diselenggarakan oleh masing-masing.
Situasi dan kondisi demikian itu mestinya tetap dijaga.

Kata Jose, atmosfir yang kondusif seperti itu harus dipertahankan untuk membuat segalanya jauh lebih baik, termasuk dalam konteks peningkatan kompetisi dan pembinaan. Secara positiv, dengan kompetisi yang terbuka, maka akan menambah level kompetisi, sekaligus meningkatkan kualitas masing-masing atlet. Pada gilirannya hal itu juga akan meningkatkan kualitas klub dan komunitas equestrian di Indonesia secara keseluruhan.

"Secara organisasi kita harus saling menahan diri, jangan kedepankan ego. Insya Allah cepat atau lambat semangat persatuan demi Merah Putih akan terwujud dalam penyatuan Organisasi Equestrian yang mengedepankan kepentingan stakeholder equestrian, bukan individu per individu," terang Jose Rizal Partokusumo. (tb)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas