Winshand Pernah Dapat Satya Lencana dari SBY
Sean Winshand Cuhendi, pecatur muda Indonesia, merasa kecewa dengan perlakuan pemerintah kepadanya.
Penulis: Deodatus Pradipto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sean Winshand Cuhendi, pecatur muda Indonesia, merasa kecewa dengan perlakuan pemerintah kepadanya. Padahal, Winshand pernah mengharumkan nama Indonesia melalui cabang olahraga catur.
“Saya pernah dapat Satya Lencana dari Presiden SBY, setelah dapat tiga emas di APSO (Asean Primary School Sporty Olympic),” ungkap Winshand ketika berbincang dengan Tribunnews.com, Kamis (6/2/2014).
Perjuangan Winshand menimba pengalaman di catur, juga penuh rasa kecewa terhadap lembaga negara. Empat tahun lalu, Winshend menjadi peringkat ketujuh di suatu turnamen di Rusia. Namun, Winshand tidak mendapat perhatian, karena ada pecatur Indonesia lainnya.
Ketika itu, pecatur perempuan, Chelsea Monica, berhasil mengakhiri turnamen di peringkat ke-13. Namun, Monica lah yang mendapat pengakuan dari Percasi dan media-media di Indonesia, sebagai pecatur Indonesia dengan peringkat tertinggi di turnamen tersebut.
"Sewaktu acara apresiasi di KBRI (Rusia), dia dan seorang pecatur termuda dipanggil ke panggung dan mendapat sertifikat. Saya sama sekali tidak dipanggil. Saya kaget, merasa tidak dihargai. Poin saya 6, sedangkan dia 5,5. Mana yang lebih besar?" tutur Winshand yang mengaku saat itu hanya bisa diam dan tidak berani protes.
Menurut pengakuan Winshand, hal tersebut terjadi bukan karena kesalahan pihak KBRI. Winshand mengatakan, pihak Percasi tidak memberitahukan kepada pihak KBRI bahwa dirinya merupakan pecatur Indonesia dengan peringkat tertinggi. Media-media di Indonesia pun menulis Chelsea Monica sebagai pecatur Indonesia dengan peringkat tertinggi.
Winshand juga pernah mengalami pengalaman menyakitkan. Tahun lalu, Winshand pernah diminta bergabung dengan Pelatnas SEA Games catur Indonesia di Swiss. Dari Hungaria, dia berangkat seorang diri ke Swiss.