TRIBUNNEWS.COM - Manajer Tim Thomas Cup Indonesia, Christian Hadinata mengatakan bahwa belakangan ini Indonesia selalu gagal di nomor beregu. Semuanya terjadi karena kekuatan tim Indonesia tidak merata. 

Kata Christian, Tim Indonesia saat ini masih bergantung pada sektor ganda putra. Di pertandingan ganda putra di partai kedua memang sangat menentukan.

"Di set ketiga saat sudah unggul 20-19, Hendra/Ahsan belum bisa mematikan bola, padahal lawan sangat terjepit posisinya. Tiap pertandingan pasti ada faktor luck dan unluck," ujar Christian.

Kata Christian nomor ganda putra memang menjadi strong point di tim Thomas Cup Indonesia. Jika strong point ini kalah akan sulit untuk bisa merebut kemenangan.

"Seperti Lee Chong Wei yang menjadi strong point di tim Malaysia. Peran Chong Wei sangat besar, semua tunggal pertama negara lain bisa dikalahkan oleh Chong Wei. Sementara di tim Indonesia, Hendra/Ahsan yang menjadi andalan, saat mereka kalah, Hayom sudah dibawah tekanan, dia sepertinya blank di lapangan. Walaupun seharusnya tidak begitu, kalau saya sih dulu tidak terpengaruh, teman saya kalah, saya harus menang," ujar Chirstian.

Lebih lanjut Christian mengatakan bahwa di sektor beregu tim Indonesia harus punya kekuatan di semua lini. Saat ini bebannya masih ditanggung sektor ganda putra dan ganda campuran.

"Kalau seperti ini terus, bebannya akan ketiban ke ganda putra dan campuran terus. Seharusnya dalam pertandingan beregu, beban itu bisa dibagi merata ke semua anggota tim. Sektor lain harus memperbaiki diri, karena kelemahan kita di beregu sudah kelihatan jelas. Kita jangan mau dieksploitasi oleh lawan, karena semua negara kalau lawan Indonesia sudah bisa menebak kalau kita pasti mengandalkan dua ganda, seperti di Piala Thomas kali ini. Tapi Angga/Rian juga tidak bisa dibilang dominan," ujar Christian.