Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keterbatasan tidak menjadi halangan bagi pendaki tunadaksa Sabar Gorky. Pria berusia 46 tahun mencatatkan namanya dalam buku sejarah ketika berhasil memanjat Monumen Nasional pada Minggu (22/6/2014).

Aksi memanjat Monas merupakan salah satu kegiatan dalam perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-487 Provinsi DKI Jakarta.

Setelah mewujudkan mimpi, Sabar Gorky bertemu Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Roy Suryo di Jakarta, Selasa (24/6/2014). Seperti diketahui, Kemenpora memberikan dukungan kepada pria asal Solo tersebut.

"Tujuan saya ke kantor ini pertama adalah untuk silaturahmi. Kedua, saya melaporkan tugas sudah selesai memanjat Monas pada Minggu kemarin. Saya melakukannya dalam waktu 20 menit,” tutur Sabar Gorky yang mudah dikenali dengan kepala pelontosnya ini.

Memanjat monas merupakan impian Sabar Gorky sejak tahun 2009. Ini bukan pertama kali bagi Sabar Gorky beraksi di ketinggian. Ayah beranak satu tersebut sedang berupaya menaklukkan Seven Summits atau tujuh puncak tertinggi di tujuh benua.

Puncak Kilimanjaro (Tanzania, Afrika) dan Gunung Elbrus (Rusia, Eropa) sudah ditaklukkan pada 2011. Ke depan, dia bertekad mendaki gunung-gunung yang masuk dalam Seven Summits. Selain itu, Sabar Gorky juga bermimpi memanjat Menara Petronas di Malaysia.

“Memanjat Monas merupakan impian dari 2009. Saya sudah memanjat Monas, kemudian Menara Petronas. Saya ingin mendaki Cartensz Pyramid (Puncak Jaya, red). Kalau Kilimanjaro sama Elbrus sudah. Tinggal lima gunung lagi,” kata Sabar Gorky.

Roy Suryo mengapresiasi keberhasilan Sabar Gorky yang berhasil memanjat Monumen Nasional. Keberhasilan seorang penyandang Tunadaksa merupakan wujud dari dari persamaan antar manusia.

“Saya bersyukur beliau mewujudkan impian. Ini kado bagus bagi olahraga indonesia belum tentu orang biasa bisa mendaki Monas, tapi pak sabar dengan keunikan bisa mewujudkan. Semangat ini bisa ditularkan dan menginspirasi orang lain untuk melakukan tindakan sama,” kata Roy.