Pia Zebadiah/Rizki Amelia Akui Kelelahan Hadapi Peringkat 49 Dunia
Pia/Rizki yang belum tampil pada performa terbaik di babak kedua ini, tampak masih banyak melakukan kesalahan sendiri.
Penulis: Murtopo
Editor: Dewi Pratiwi
TRIBUNNEWS.COM,KOPENHAGEN - Rizki Amelia Pradipta/Pia Zebadiah Bernadet mesti bekerja keras dalam menghadapi wakil Belanda, Iris Tabeling/Samantha Barning, di laga babak kedua Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2014. Pasangan Indonesia rangking 11 dunia ini dipaksa bermain rubber game dengan hasil akhir 23-21, 18-21, 21-14 dengan durasi permainan selama 65 menit.
“Pertandingan ini cukup melelahkan, ini adalah kali pertama kami bertemu mereka dan belum tahu bola-bola mereka seperti apa,” kata Pia yang dijumpai di Ballerup Super Arena.
Laga ganda putri ini memang berlangsung alot. Pia/Rizki yang belum tampil pada performa terbaik di babak kedua ini, tampak masih banyak melakukan kesalahan sendiri. Di game pertama, keduanya nyaris saja kalah saat lawan unggul game point 20-19.
“Untung kami bisa merebut game pertama, di poin-poin kritis, lawan banyak mati-mati sendiri. Tetapi di game kedua, malah kami yang sering melakukan kesalahan sendiri,” ungkap Pia seperti dikutip situs resmi PP PBSI.
“Di game pertama dan kedua kami merasa belum enak mainnya, maklum ini adalah pertandingan pertama di kejuaraan ini. Tetapi di game ketiga kami sudah menemukan pola permainan yang tepat,” imbuh Rizki.
Meskipun secara rangking Pia/Rizki lebih unggul dari Tabeling/Barning yang merupakan pasangan rangking 49 Pia/Rizki yang belum tampil pada performa terbaik di babak kedua ini, tampak masih banyak melakukan kesalahan sendiri. dunia, namun Pia/Rizki mengaku sudah mewaspadai lawannya tersebut. Pemain-pemain Eropa memang tak bisa dipandang sebelah mata, apalagi mereka tengah bermain di Eropa yang tentunya makin menambah semangat dan rasa percaya diri.
“Kami sudah sering berhadapan dengan pemain-pemain asal Eropa, jadi kami sudah antisipasi akan dapat perlawanan seperti ini,” tutur Rizki.
“Shuttlecock yang digunakan di turnamen ini cukup berat. Dengan kondisi seperti ini, maka pertandingan melawan siapapun akan ramai, butuh tenaga ekstra dan tidak mudah mematikan bola. Apalagi di nomor ganda putri yang banyak reli-reli panjang,” beber Pia.