TRIBUNNEWS.COM, JENEWA - Dalam kariernya yang nyaris sempurna, Roger Federer belum pernah merasakan mengangkat trofi Piala Davis. Kini, tinggal selangkah lagi buat sang maestro untuk melengkapi torehan tinta emas dalam buku kariernya setelah sukses mengantar Swiss ke final untuk pertama kali dalam 22 tahun.

Federer memastikan kemenangan Swiss 3-1 atas tamunya Italia di Jenewa, Minggu (14/9). Pada partai keempat itu, pemain nomor tiga dunia itu mengalahkan pemain nomor satu Italia, Fabio Fognini, tiga set langsung, 6-2, 6-3, 7-6 (4). Italia sempat mencuri poin di ganda sehari sebelumnya dan memperpanjang perjuangan Swiss.

Dengan demikian, Federer tak terkalahkan di semua pertandingan tunggal yang ia mainkan di Piala Davis tahun ini. Dan di tahun ini pula kolektor 17 gelar grand slam itu bermain penuh di arena Piala Davis sejak babak I, setelah lebih dari satu dekade tak melakukannya.

Strategi kapten tim Severin Luthi yang tak menurunkannya di ganda juga patut diacungi jempol. Federer jadi bisa menghemat tenaga. Padahal duetnya bersama Stanislas Wawrinka sangat oke dan mereka meraih emas Olimpiade Beijing 2008. Namun Luthi memasangkan Wawrinka dengan Marco Chiudinelli.

Di final, Swiss akan menghadapi Prancis yang sudah terlebih dulu memastikan lolos setelah langsung menang 3-0 atas juara bertahan Republik Ceska. Rekor pertemuan 10-2 buat Prancis, tapi dengan kehadiran Federer dan Wawrinka, Swiss punya peluang untuk memperbaiki catatan tersebut.

Swiss terakhir ke final pada 1992, namun Marc Rosset dkk. harus mengakui keunggulan AS yang dibela para megabintangnya, Andre Agassi, Pete Sampras, Jim Courier, dan John McEnroe dengan skor 1-3.