Tim Jet Ski Indonesia Bisa Juara di Tiga Kelas World Finals 2014: Aero-Aqsa Pakai Mesin Khusus
Kakak beradik, Aero Sutan Aswar dan Aqsa Sutan Aswar memasang target juara pada ajang ini.
Penulis: Deodatus Pradipto
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Deodatus S Pradipto
TRIBUNNEWS.COM, LAKE HAVASU – Tim BNI Jetski Indonesia berpeluang meraih gelar juara pada tiga kelas pada Kejuaraan World Finals 2014 di Arizona, Amerika Serikat. Kakak beradik, Aero Sutan Aswar dan Aqsa Sutan Aswar memasang target juara pada ajang ini.
Tim BNI Jetski Indonesia akan turun pada tiga kelas. Aero Aswar turun di kelas GP Runabout dan Pro Runabout Stock. Sedangkan sang adik, Aqsa, mengikuti kelas Pro Runabout Limited dan Pro Runabout Stock.
Aqsa Aswar akan menjadi yang pertama kali turun pada kejuaraan yang diikuti oleh 44 negara tersebut. Juara nasional seri US National Tour 2014 itu akan mengawali turnamen di kelas Pro Runabout Limited.
Gelar juara nasional di Negeri Paman Sam menempatkan Aqsa sebagai favorit juara. Namun demikian, posisi itu sama sekali tidak mengganggu mental pemuda 17 tahun tersebut. Aqsa mengaku bisa fokus dan sangat percaya diri menyusul kesuksesan berada di peringkat kedelapan Wordl Finals tahun lalu.
Usai perjuangan Aqsa, giliran Aero yang akan berjibaku di kelas prestisius GP Runabout yang menghelat Moto1 pada Jumat (10/10/2014) dan Moto2 pada Sabtu.
Situasi yang dihadapi Aero yang berusia 19 tahun sama saja dengan Aqsa. Ia favorit berkat reputasi sebagai juara nasional pada US National Tour 2014 dan peringkat ketiga pada World Finals tahun 2013.
Selanjutnya beralih pada momentum yang ditunggu-tunggu komunitas jetski internasional, yakni kelas Pro Runabout Stock di mana dua bersaudara Aswar turun bersama dan sama-sama difavoritkan.
Akan seperti apakah balapannya ketika mereka berdua adu kencang di atas air sembari membelah gelombang? Sangat menarik ditunggu karena Aero dan Aqsa sama-sama paling paham kelebihan dan kekurangan masing-masing. Yang jelas, keduanya santai saja menyongsong hal itu. Terlebih Aqsa yang dengan nada serius memancang target pribadi.
“Aku ingin kalahkan Abang,” katanya dalam keterangan yang diterima Tribunnews.com, Kamis (9/10/2014).
Untuk menggoda Aero, Aqsa pun rajin melantunkan lagu dadakan berjudul ‘Mau Menang’ yang lirik dan iramanya ia karang-karang sendiri. Tentu saja Aero membalas sebagaimana lazimnya kakak beradik. Intinya, dua bersaudara itu sangat nyaman dengan kondisi terkini meski di pundak mereka terpancang gelar juara dunia di tiga kelas.
Daya tarik lain kelas Pro Runabout Stock adalah antusiasme komunitas jetski yang terbilang paling tinggi. Pasalnya, kelas ini melibatkan persaingan sengit antar pabrikan pemasok jetski.
Tipe jetski ini yang banyak beredar di pasaran sehingga diminati banyak penonton. Karena itu Aero dan Aqsa pun mendapat sokongan penuh dari pabrikan Yamaha.
Mereka berdua bahkan disiapkan mesin khusus yang sudah di-develop sedemikian rupa. Terlebih mesinnya yang menggunakan ECU (Electronic Control Unit) terbaru dari Riva Racing.
Tim Indonesia sempat menerapkan suatu strategi dengan cara menguji keandalan salah satu mesin dalam balapan yang sesungguhnya dengan cara memberikan salah satu jetski-nya untuk dipakai atlet lain di kelas Expert Veteran Runabout (usia di atas 35) yang berlangsung pada tanggal 7 Oktober lalu.
Tujuannya hanyalah mengoleksi data dalam kecepatan tinggi dan balapan untuk diolah kembali saat nantinya digunakan tim Indonesia. Dan, benar saja strategi itu membuahkan hasil. Shaft pada Supercharge-nya ternyata masih sedikit bermasalah setelah dipacu maksimal dalam beberapa lap sehingga tim teknis mendapat masukan sangat berharga.
Khusus untuk jet ski yang akan dipakai di kelas Pro Runabout Stock sempat dijajal Aero dan Aqsa dalam sesi testing bebas dan mendapat perhatian khusus baik dari sesama pembalap maupun penonton.
Sedemikian kencangnya sehingga seorang atlet Kuwait pun sempat ‘melemparkan isu’ kalau jet ski yang dipakai Aswar bersaudara tersebut adalah spesifikasi untuk kelas Pro Runabout Limited. Aero dan Aqsa pun hanya senyum kecil menanggapi hal itu.
“Saya dan Aqsa sudah siap dan sangat termotivasi untuk bawa pulang gelar juara dunia ke Indonesia. Mohon doa seluruh komunitas olahraga nasional semoga kami bisa berikan kebanggaan,” ujar Aero yang bersama adiknya rajin mencermati proses start kelas-kelas di bawahnya yang berlangsung sejak 7 Oktober lalu.
Keduanya sangat serius mengamati detik-detik start untuk mendalami situasinya dan selanjutnya susun strategi di garis start. ”Ini sangat penting dan bisa jadi penentu. Mudah sekali pembalap jetski terjebak pada jump start dan akan fatal akibatnya jika itu terjadi,” tutupnya.