Christopher Rungkat Awali Laga Melawan Shahih Khaledan
Christopher Rungkat akan mengawali langkah tim tenis beregu putra Indonesia menghadapi Iran pada babak pertama Piala Davis Grup II Zona Asia Oseania
Penulis: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Christopher Rungkat akan mengawali langkah tim tenis beregu putra Indonesia menghadapi Iran pada babak pertama Piala Davis Grup II Zona Asia Oseania.
Jumat (6/3), petenis andalan Merah Putih itu akan meladeni tunggal kedua Iran, Shahin Khaledan di lapangan utama Stadion Tenis Bukit Asam, Jakabaring, Palembang.
“Hasil undian yang bagus karena Christo sebagai ujung tombak tim bermain pada partai pertama. Kami berharap Christo dapat membuka jalan kemenangan Indonesia,” tutur non playing captain, Roy Therik yang ditemui setelah drawing ajang tersebut, Kamis (5/3).
Sementara itu, Christopher Rungkat tak terlalu memusingkan hasil undian.
“Saya yakin bisa menang. Mau main di partai pertama ataupun kedua, taka da masalah buat saya,” papar Christo.
Sebagaimana tercantum dalam peraturan pertandingan Piala Davis, hari perdana ajang tersebut akan menggelar dua partai tunggal di mana petenis pertama akan menghadapi tunggal kedua tim lawan.
Kubu tuan rumah menominasikan Christopher Rungkat (ATP 582) sebagai tunggal pertama dan petenis non peringkat, Sunu Wahyu Trijati menempati posisi single kedua.
Iran menyodorkan nama Anoosha Shahgholi (ATP 1394) dan Shahin Khaledan (1581).
Adapun undian yang dipimpin referee Amorn Duangpinkum adalah untuk menentukan siapa petenis yang akan bertanding dalam laga pembuka. Hasilnya, muncul nama Shahin Khaledan di tangan wasit asal Thailand tersebut. Itu berarti tunggal kedua Iran akan menantang petenis utama tuan rumah pada laga pembuka.
Pada partai berikutnya, Sunu Wahyu Trijati mempunyai kesempatan melakukan pembalasan atas petenis utama Iran, Anoosha Shahgholi.
Empat tahun silam di Teheran, Sunu kalah dari Shahgholi pada laga pembuka babak pertama Piala Davis Grup II Asia Oseania.
“Saya yakin bisa menang kali ini,” tutur Sunu, yakin.
Menurutnya, kekalahannya dulu disebabkan oleh dua hal, yakni soal lapangan tanah liat dan cuaca dingin yang mendera ibu kota Iran saat laga tersebut digelar.
“Di Palembang, giliran petenis Iran yang akan kesulitan menyesuaikan diri dengan lapangan pertandingan dan cuaca panas,” tegasnya.