Yon Mardiono Prestasinya Lebih Bagus yang Berangkat Petenis Meja Divisi III
Yon Mardiono menjadi korban dualisme kepengurusan PB PTMSI yang tidak terselesaikan
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS, COM. JAKARTA - Menpora Imam Nahrawi terus saja konsentrasi dengan masalah sepakbola tanpa mempedulikan Kontingen Indonesia menghadapi SEA Games Singapura, 6-16 Juni 2015.
Akibatnya, petenis meja andalan Indonesia, Yon Mardiono menjadi korban dualisme kepengurusan PB PTMSI yang tidak terselesaikan.
Adik kandung mantan petenis meja nasional Anton Suseno yang sudah ditetapkan sebagai Tim Inti Tenis Meja Indonesia dalam Surat Keputusan Program Indonesia Emas (SK Prima) yang diusulkan kepada Komite Olimpiade Indonesia (KOI) terlempar karena kubu PB PTMSI pimpinan Oegroseno memasukkan nama Gilang Ramadhan sebagi penggantinya.
"Saya ini sudah menjadi korban dualisme PB PTMSI. Nama saya sudah terdaftar di SK Prima sebagai Tim Intim Tenis Meja Indonesia yang diusulkan Satlak Prima ke KOI tetapi bisa tergeser begitu saja," kata Yon Mardiono, Rabu (27/5).
"Saya jadi bingung, Gilang Ramadhan bisa menggantikan posisi saya yang sudah delapan bulan berlatih di Satlak Prima. Gilang Ramadhan itu petenis meja divisi tiga yang tidak pernah mengikuti seleksi yang dilakukan Satlak Prima. Saya masih yang terbaik dalam seleksi," tambahnya.
Menurut Yon, pencoretan namanya itu sudah dipertanyakan langsung dengan KOI. Tetapi, dia hanya bisa pasrah dan menunggu nasib.
"Terus terang, saya itu sejak kecil berlatih tenis meja dan hidup saya juga dari tenis meja. Jadi, saya tidak tahu mau berbuat apa lagi. Sekarang, saya hanya bisa pasrah karena Gilang Ramadhan itu memang yang diusulkan PB PTMSI pimpinan pak Oegroseno," keluhnya.
Dualisme PTMSI berawal ketika Ketua Umum PB PTMSI, Tahir, MBA yang terpilih untuk ketiga kalinya dalam Munaslub di Solo 2012 tidak diakui KONI Pusat.
Merasa tidak puas, Pengprov PTMSI yang mendukung Taher kembali menggelar Munaslub PTMSI dan memilih mantan Wakapolri Oegroseno sebagai Ketua Umum PB PTMSI periode 2013-2017.
Lalu, KONI Pusat yang mengambilalih kepengurusan PB PTMSI menggelar Munaslub dan terpilih Marzuki Alie sebagai Ketua Umum PB PTMSI periode 2013-2017.
Dualisme terus berlanjut tatkala PB PTMSI pimpinan Oegroseno diakui KOI dan PB PTMSI pimpinan Marzuki Alie diakui KONI.
Menurut Yon Mardiono, dualisme PB PTMSI ini harusnya sudah diselesaikan jika Menpora Imam Nahrawi tidak konsentrasi terus ke cabang sepakbola.
"Saya minta Menpora jangan hanya konsentrasi ke sepakbola saja. Sebab, banyak persoalan di cabang olahraga yang tidak diselesaikan seperti tenis meja," imbuhnya.
Dia menduga dirinya sudah menjadi korban konspirasi politik. Pasalnya, keberadaan Oegroseno selaku Ketua Umum PB PTMSI diakui KOI dan dekat dengan Menpora Imam Nahrawi.
Apalagi, Oegroseno ditunjuk Menpora sebagai Ketua Tim Sembilan yang ditugaskan membenahi sepakbola.
"Saya tidak tahu apakah saya sudah menjadi konspirasi politik. Yang pasti, saya melihat pemilihan atlet bukan lagi berdasarkan prestasi tetapi kedekatan," tandasnya. tb