NF Eequestrian Siap Bikin Regulasi
Jose Rizal Partokusumo yang selama ini menjadi ketua Equestrian Indonesia (Eqina) siap untuk mengemban jabatan wakil ketua umum PP Pordasi
Penulis: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS, COM. JAKARTA - Jose Rizal Partokusumo yang selama ini menjadi ketua Equestrian Indonesia (Eqina) siap untuk mengemban jabatan wakil ketua umum PP Pordasi 2015-2019 seandainya amanah itu memang dipercayakan kepadanya.
Dari gelaran Munas XII Pordasi di Solo, yang berlangsung Rabu (28/10) kemarin namanya terus disebut-sebut oleh peserta Munas.
Jose akan menjadi salah satu dari empat wakil ketua umum PP Pordasi 2015-2019. Eddy Sadddak, ketua umum terpilih, juga diakui sangat dekat dengan Jose.
Ia akan membawahi bidang equestrian, seperti yang selama ini menjadi tanggung-jawabnya.
Menurut Jose, salah satu program mendesak yang akan dilakukan adalah konsolidasi diantara seluruh stakeholder berkuda ketangkasan.
Ia berharap, seluruh pemangku dan pelaku equestrian bisa bersatu padu untuk bersama-sama memajukan prestasi atlet dan kuda nasional.
Walau demikian, diisyaratkan jika saat ini mungkin saja belum semua dari total 49 klub berkuda ketangkasan yang benar-benar siap sepenuh hati berhimpun dalam wadah tunggal stakeholders berkuda ketangkasan tersebut.
Namun demikian sangat diharapkan semuanya 'welcome'.
Jose menyatakan, kedepannya Eqina-Pordasi hanya konsentrasi untuk pembinaan atlet dan kuda. Penyelenggaraan pertandingan atau kompetisi diserahkan ke 'Event Organizer' (EO).
"Kita lihat ada beberapa stable besar yang bisa jadi EO, karena selama ini sudah mampu menyelenggarakan pertandingan. Misalnya, APM, Arthayasa, atau Equinara," terang Jose, mantan taekwondoin nasional seangkatan Dede Yusuf itu.
EO tak hanya menyelenggarakan event-event besar. Mereka juga diminta untuk menggelar event-event junior. Pembiayaannya, bisa subsidi silang.
REKOMENDASI MUNAS
Terkait dengan hal itu, NF akan merumuskan regulasinya. Hal itu juga menjadi salah satu rekomendasi dari sidang komisi C Munas Pordasi XII/2015 di Solo yang membahas masalah equestrian dan polo. "NF yang membuat rules," kata Dewi Anggraeni, sekjen Eqina-Pordasi yang menjadi sekretaris sidang komisi C tersebut.
Beberapa rekomendasi penting dari persidangan komisi C yag dipimpin oleh H.Fatchul Anas (Pordasi DKI Jaya), antara lain, menentukan program kerja equestrian melalui Rapat Koordinasi Equestrian, Desember 2015 di Salatiga, bersamaan dengan turnamen Jateng Master. Melakukan program pelatihan dan pembinaan di daerah.
Diajukan juga sejumlah rekomendasi untuk PB PON XIX/2016. Misalnya terkait dengan pengertian kuda nasional. Definisi kuda nasonal adalah kuda kelahiran Indonesia baik crossbread (perkawinan silang) antara THB dengan G, G dengan WB (warmblood), THB dengan THB, dan WB dengan WB. Rekomendasi strategis lainnya, satu atlet (rider) maksimal hanya dapat tampil di dua kelas.
"Tugas NF tidak ringan, tetapi jika kesemuanya sudah satu visi, saya yakin tidak ada yang tidak bisa kita kerjakan dengan baik," kata Dewi Anggraeni. Ia menyebutkan adanya enam event penting. Diantaranya, pentas berkuda penyisihan Olimpiade Brasil 2016, PON XIX/2016, PON remaja 2017, SEA Games 2017, dan Asian Games 2018. tb