TRIBUNNEWS, COM, JAKARTA - Jawa Timur hingga kini menjadi barometer untuk beberapa cabang olahraga.

Di sepakbola, Jatim pernah menjadi 'pusat kekuatan' tatkala menguasai kompetisi kasta tertinggi, divisi utama, divisi I hingga amatir.

Walau kekuatan Jatim di sepakbola sudah meredup, namun di beberapa cabor kekuatan Jatim masih layak diperhitungkan, salah satunya di berkuda, sejatinya pacuan.

Untuk disiplin pacuan pada cabor berkuda ini, Jatim menjadi salah satu barometer disamping Jabar dan Jateng.

Tidak mengherankan jika di pentas berkuda PON XIX/2016, kontingen pacuan kuda Jatim pantas diwaspadai dalam perebutan lima medali emas yang disediakan.

Demikian antara lain disampaikan Ketua Umum PP Pordasi H.Mohammad Chaidir Saddak, MBA, saat melantik kepengurusan Pengprov Pordasi Jatim 2015-2019 akhir pekan lalu di Hotel Sommerset, Surabaya.

"Jatim punya banyak klub dengan kuda-kuda tangguh. Kuda-kuda dan joki-joki handal Jatim akan menjadi pesaing berat bagi daerah lainnya, termasuk Jabar," ungkap Ketum PP Pordasi H.Mohammad Chaidir Saddak.

Pernyataan ketum Pordasi itu tentunya merujuk pada bakal ketatnya persaingan di babak kualifikasi pacuan PON XIX, yang akan dilaksanakan 9-10 Januari di Legok Jawa, Pangandaran, serta final dari pacuan PON XIX itu sendiri, September 2016.

Jawa Timur memiliki banyak klub pacuan besar, antaranya Bintang Madura Stable, Cahaya Bulan Stable, dan Ra3Ya Stable, Pasuruan, Halim Stable, Kediri.

Bintang Madura Stablle didirikan oleh H.Ru'i, yang diberi amanah sebagai ketua pengprov Pordasi Jatim 2015-2019 ini.

"Kuda-kuda tangguh dari Jatim sepanjang tahunnya hampir tak pernah absen berlaga di seri kejuaraan berskala nasional dari PP Pordasi. Klub-klub di Jatim punya banyak kuda handal yang secara bergantian dilombakan di banyak event," ujar Noviardi Sikumbang, Sekretaris Komisi Pacuan PP Pordasi.