TRIBUNNEWS.COM - Petenis Spanyol, Rafael Nadal bertekad untuk bisa bangkit kembali menjadi juara turnamen grand slam. 2015 adalah pertama kalinya Nadal tak bisa merebut satupun gelar juara di turnamen grand slam sejak 2005.

Bahkan di empat turnamen grand slam 2015, Nadal selalu tersingkir sebelum babak empat besar. Tumbang di perempatfinal Australia Terbuka dan Prancis Terbuka, Nadal kemudian hanya bisa sampai babak Kedua di Wimbledon dan babak Ketiga di AS Terbuka 2015.

Setelah selesai menjalani laga final Doha Terbuka melawan Novak Djokovic, Nadal akan menghadapi pekan tanpa turnamen. Dia akan istirahat dan melakukan persiapan fisik menghadapi Australia Terbuka yang akan dimulai 18 Januari mendatang.

Paman Nadal yang juga pelatih tenis, Toni Nadal merasa yakin keponakannya akan mengakhiri penantian selama 18 bulan untuk mengangkan kembali trofi juara grand slam dengan kemenangan di Australia Terbuka.

Setelah 14 kali juara, Nadal belum menambah koleksi gelar juara di ajang grand slam. Terakhir kali dia juara di grand slam adalah saat Prancis Terbuka 2014.

Setelah itu, cedera dan penampilan buruk mewarani performanya ketika bersaing melawan petenis-petenis terbaik seperti Novak Djokovic, Stanislas Wawrinka, dan Andy Murray.

Namun ada tantangan berat yang dihadapi Nadal untuk bisa juara di Australia Terbuka. Di antara empat turnamen grand slam, Australia Terbuka adalah turnamen paling sulit dimenangkan Nadal.

Pada turnamen yang digelar di Melbourne itu, Nadal tidak terlalu sering untuk jadi juara. Bahkan, ketika kondisi fisiknya sedang fit dan dalam performa yang baik sekalipun.

Petenis berusia 29 itu hanya sekali meraih gelar juara di Australia Terbuka yaitu pada 2009.

Bandingkan dengan performa Nadal di turnamen grand slam lain. Dia juara dua kali di Wimbledon dan juga dua kali AS Terbuka, bahkan di Prancis Terbuka dia juara 9 kali.