PB PTMSI 2016-2020: Kini Ada PT Liga Tenis Meja Indonesia
ublik tampaknya akan menyambut hangat kepengurusan PB PTMSI 2016-2020 yang diketuai oleh Ir.H.Muhammad Lukman Edy, MSi
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS, COM. JAKARTA - Publik tampaknya akan menyambut hangat kepengurusan PB PTMSI 2016-2020 yang diketuai oleh Ir.H.Muhammad Lukman Edy, MSi, tokoh muda yang memiliiki pergaaulan luas di jagat perpolitikan nasional, yang harus diakui bisa membuat kinerjanya di organisasi olahraga akan semakin lancer.
Salah satu dari keinginan besar Lukman Edy ini adalah, mengembalikan kembali superioritas tenis meja Indonesia di kawasan Asia Tenggara. Bahkan juga,
"Bagaimana tenis meja Indonesia bisa berbicara kembali di tingkat Asia, dan ada petenis meja kita yang berkompetisi di kejuaraan dunia, seperti dulu," jelas mantan Menteri Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (PPDT) di era Presiden SBY dan kini Wakil Ketua Komisi II DPR RI.
Mengembalikan peranan tenis meja nasional ke era 1980 dan 1990-an itu tentunya tidak mudah. Sejak era 2000-an kekuatan tenis meja Indonesia boleh dikatakan babak belur. Puncaknya, ketika komunitas tenis meja terbelah.
Ada dua kepengurusan, yang bertahan hingga kini, yang satu berbentuk PP (Pengurus Pusat) dan satunya Pengurus Besar (PB).
Lukman Edy memimpin kepengurusan berbentuk PB yang dimediasi oleh pimpinan KONI Pusat, sementara yang satunya adalah PP PTMSI 2013-2017 pimpinan Oegroseno, mantan Wakapolri, yang sempat dikukuhkan oleh Komite Olimpiade Indonesia (KOI) di era kepemimpinan Rita Subowo.
Di SEA Games 2013, Myanmar, tim tenis meja Indonesia pulang ke tanah air tanpa membawa satu pun piala (0-0-0).
Sebuah catatan hitam yang sangat memalukan, mengingat Indonesia punya tradisi menggondol medali emas dari pentas SEA Games ini.
Lukman Edy bukannya tak memikirkan, dan sekaligus merisaukan perpecahan jagat tenis meja nasional ini.
Namun, ia bersikap realistis. Ia juga meyakini, perpecahan itu tidak akan selamanya terjadi. Ia mengingatkan, kepentingan nasional harus diatas segala-galanya, dan oleh karena itu tidaklah elok jika dimensi perpecahan yang senantiasa dikedepankan.
Dalam kaitan itu juga, Lukman Edy meyakini bahwa yang terpenting saat ini adalah mengabdi, bekerja, dan menghasilkan.
Kesediannya menjadi Ketua Umum PB PTMSI 2016-2020 ini didasari kecintaannya pada tenis meja, bukan pada konfliknya.
Jadi, ini pengabdian, katanya.
"Setelah terpilih, ya harus bekerja, untuk menghasilkan produk yang bermanfaat bagi bangsa dan Negara," tegasnya, Senin (4/4) malam di Sultan Café di sela-sela rapat tim formatur untuk menyusun kepengurusan.
Salah satu kunci untuk mengembalikan pamor tenis meja Indonesia itu, papar Lukman Edy, adalah dengan menghidupkan kembali event-event tenis meja yang menjadi cikal-bakal perekrutan atlet nasional.
Sehubungan dengan itu, Lukman Edy sudah merencanakan untuk menggelar berbagai macam kompetisi, baik antar-perusahaan dan antar-klub.
Oleh karena itu, kedepannya akan ada kompetisi seperti Silatama (Sirkuit Liga Tenis Meja Utama), Silataruna (Sirkuit Liga Tenis Meja Taruna), disamping kompetisi antar perusahaan secara umum, kompetisi antar-perguruan tinggi, dan sekolah-sekolah di bawahnya.
"Saya yakin, apa yang kita rencanakan bisa berjalan asal semua punya spirit yang sama, antusiasme yang sama," jelas Lukman Edy.
Untuk kompetisi yang sifatnya pro, misalnya antarklub dan antarperusahaan, nantinya akan dikelola oleh badan tersendiri. Ini menyerupai sepakbola, yang kompetisi profesionalnya ditangani atau dikelola oleh PT Liga Indonesia.
Di tenis meja, kata Lukman Edy, namanya adalah PT Liga Tenis Meja Utama, kemungkinan besar disingkat PT Litama.
Lukman Edy masih enggan menyebut figur yang akan mengomandani badan khusus bernama PT Liga Tenis Meja Utama tersebut.
Kendati demikian, nama Mafirion yang ramai disebut-sebut akan menjadi pengendali PT Liga Tenis Meja Utama ini. Mafirion adalah salah satu sahabat baik Lukman Edy semasih sama-sama berada di Pekanbaru, Riau.
Saat Lukman Edy menjadi Menteri PPDT, pada 2007-2009, Mafirion yang saat itu menjadi anggota Exco (Komite Eksekutif) PSSI 2007-2011, dipercaya sebagai Staf Ahli-nya. Mafirion kini koordinator Staf Ahli dari Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri. tb