Para Pegulat Pelatda PON XIX DKI Jaya Optimis Raih Emas di PON Jabar
Tim gulat DKI Jakarta seperti mendapatkan angin segar baru. Setelah dikunjungi pejabat KONI DKI akhir Mei lalu
Penulis: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS, COM. JAKARTA - Tim Gulat DKI Jakarta yang disiapkan ke Pekan Olahraga Nasional (PON) Jabar seperti mendapatkan angin segar baru.
Setelah dikunjungi pejabat KONI DKI akhir Mei lalu, kemudian dikunjungi pula oleh pengurus Pengprov PGSI (Persatuan Gulat Seluruh Indonesia), DKI Jakarta Senin (13/6), semangat mereka bertarung dalam sparing partner bersama tim gulat PPLP tampak seperti "singa sedang kelaparan".
Tim gulat DKI berjumlah 12 orang. Untuk memantapkan persiapannya, tim ini ditangani oleh pelatih- pelatih berkualitas.
Sementara masih menunggu kedatangan dua pelatih dari Iran, yakni Vahit Babat, dan Mirzaei Mahdi Rostam, saat ini para pegulat pelatda ditangani oleh tiga pelatih senior, yakni Sahat Linson Simanjuntak Spd, Amirudin, dan Hendry Ekowardo. Bertindak sebagai manajer tim adalah Drs. Paruntungan Sianturi.
Dalam latih tanding atau sparring pada Senin sore lalu itu, semua pegulat begitu bersemangat, bahkan beberapa di antaranya memperlihatkan semangatnya seperti singa sedang kelaparan saja.
Meskipun hari itu mereka tengah berpuasa, semangat bertarung seperti tidak tengah menjalani ibadah puasa.
Pegulat kelas bawah kecil dihadapkan dengan pegulat kelas-kelas atas, demikian sebaliknya. Dihadapkan pula antar pegulat pelatda, sebagian dipertemukan dengan pegulat PPLP. Dari 12 pegulat pelatda satu di antaranya tidak hadir atau absen dalam sparing petang itu.
Dia adalah Erikson Tambunan. Pegulat yang sangat diharapkan untuk mendulang medali emas di PON IXX Bandung ini tengah berada di kampusnya di UNJ dalam rangka menyelesaikan tesis S-2 nya.
Ketua Pengprov PGSI DKI Jakarta, Steven Setiabudi Musa, dalam sambutannya berharap semua pegulat pelatda bisa memanfaatkan sisa waktu yang ada untuk meningkatkan prestasi mereka. Waktu terus berjalan, kalau tidak dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya akan sia-sia.
Padahal di pundak 12 pegulat inilah diletakkan beban dan harapan yang tidak sedikit. Mereka mesti bisa meraih prestasi tertinggi untuk masing-masing kelasnya sebagaimana sudah ditargetkan untuk mereka semua.
Manajer tim gulat pelatda DKI, Paruntungan Sianturi, dalam keterangannya mengatakan, kalau Pengprov menargetkan satu medali emas, secara pribadi Sianturi justru menargetkan lebih dari satu.
Target lebih dari satu medali emas ini tentu bukanlah tanpa alasan. Pensiunan guru olahraga di salah satu sekolah di Jakarta ini mengatakan target ini berdasarkan hasil Pra PON yang mana tim gulat DKI meraih 1 medali emas, 4 perak, dan 4 medali perunggu.
Berdasarkan analisanya, ada tiga sumber utama untuk menambah pundi-pundi medali emas bagi kontingen DKI Jakarta dari cabang gulat.
Sumber pertama adalah peraih medali emas dalam Pra PON lalu di Semarang yaitu dari tangan Erik Tambunan kelas 61 kg. Dari tangannya diharapkan raihan medali emas menjadi tumpuan utamanya.
Sumber kedua adalah dari peraih medali perak. Hasil Pra PON lalu, tim gulat pelatda DKI berhasil meraih empat medali perak.
Keempat medali perak ini masing-masing diraih oleh Andika kelas 76 kg, Nur Rusli kelas 120 kg, dan Lupi juga kelas 120 kg, serta Lotus Malino Sihombing kelas 82 kg. Sumber ketiga adalah dari peraih medali perunggu yang jumlahnya juga empat perunggu.
"Kita akan berusaha sekuat tenaga untuk menjadikan medali perak dan perunggu ini menjadi medali emas. Caranya ya.. Memanfaatkan kelebihan pelatih asing yang kita datangkan dari Iran," tuturnya.
Pelatih asing ini kualifikasinya cukup bagus. Keduanya adalah pelatih nasional gulat di Iran. Yang kita ingin dapatkan dari dua pelatih Iran ini ada tiga, pertama kita ingin mendapatkan tambahan speed untuk pegulat, kedua kita ingin mendapatkan dan tambahan power pegulat.
Kedua pelatih ini menurut Sianturi, memiliki kemampuan untuk hal tersebut di ataa. Ketiga dari dua pelatih inipun kita ingin mendapatkan ajaran kedisiplinan.
Sebab katanya, rata-rata pelatih luar negwri aepwrti Iran cukup baik penerapan diaiplinnya. Sebab, kata Sianturi, disiplin menjadi tulang punggung dan soko guru dari prestasi.
Tanpa disiplin seorang atlet tidak mungkin dapat berprestasi dengan baik. Nah, diharapkan dengan formulasi latihan yang ada ditambah resep-resep baru dari dua pelatih Iran ini setidaknya target satu emas bisa ditambah dari dua sumber lainnya yaitu maksimalisasi dari medali perak dan perunggu pada Pra PON lalu.
Semoga tim gulat DKI berhasil mencapai target yang diharapkan. Bahkan dapat melampaui targetnya. tb