Tim Angkat Besi Digeber Latihan
Para lifter sudah langsung digeber latihan, dengan jadwal ketat yang sudah dibuat oleh tim pelatih. Mereka hanya diberi istirahat selama 24 jam
Penulis: Celestinus Trias Handoyo Putro
Editor: Dewi Pratiwi
TRIBUNNEWS.COM - Tiba di perkampungan atlet Olimpiade, Kamis (28/7/2016), Tim angkat besi Indonesia tidak membuang banyak waktu.
Para lifter sudah langsung digeber latihan, dengan jadwal ketat yang sudah dibuat oleh tim pelatih.
Mereka diberi kesempatan istirahat selama lebih kurang 24 jam, lalu Sabtu pagi sudah mulai menjalani progam latihan.
Sesuai jadwal tim angkat besi Indonesia akan mengawali laga di Olimpiade 2016 pada 6 Agustus mendatang.
Seperti rilis yang diterima oleh Harian Super Ball, dipaparkan bahwa para lifter tersebut tidak tampak mengalami jetlag yang parah, karena telah memangkas selisih waktu Jakarta dan Rio de Janeiro dengan berlatih di Cape Town, Afrika Selatan.
Namun, sebagian masih belum pulih dari kelelahan akibat perjalanan yang cukup jauh.
Pada sesi latihan tahap pertama, Triyatno dan I Ketut Ariana terlihat belum mampu melakukan angkatan yang biasa mereka lakukan pada latihan di Cape Town, sehingga pelatih Aveenash Pandoo meminta mereka menghentikan sesi latihan.
Namun, hal tersebut tidak terjadi pada lifter lainnya. Deni, Eko Yuli Irawan, Muhamad Hasby, Dewi Safitri, dan Sri Wahyuni mampu melahap semua latihan yang diberikan.
Manajer tim, Alamsyah Wijaya, mengatakan tim pelatih mendapat kesempatan untuk memperbaiki banyak hal saat training camp 10 hari di Afrika Selatan.
"Di Cape Town, kami melakukan training camp 10 hari dengan program finalisasi latihan menuju pertandingan. Artinya kami memperbaiki teknik-teknik mereka yang salah, meningkatkan power mereka, serta memperbaiki nutrisi mereka. Selain itu, meminimalisir perbedaan waktu antara Rio dan Jakarta. Buktinya hari ini kami sudah bisa berlatih lagi dan tidak mengalami jetlag, dan ini adalah progres yang luar biasa," jelas Alamsyah.
Menghadapi Olimpiade 2016, PB PABBSI masih mengandalkan peraih dua medali perunggu Olimpiade, Eko Yuli Irawan, dan peraih medali perak di Olimpiade London empat tahun lalu, Triyatno.
Alamsyah mengakui bahwa keduanya masih mejadi pilihan utama meski tidak menutup kemungkinan adanya bintang baru.
"Masih tetap Eko dan Triyatno. Tapi, kami juga harus lihat beberapa muka baru yang mungkin bisa jadi kuda hitam dalam Olimpiade di Rio ini. Karena, sudah tentu kami harus punya harapan baru yang lebih baik," kata Alamsyah.
Kabar tentang sejumlah lifter Rusia dicoret dari daftar peserta akibat doping, diakui Alamsyah tidak berpengaruh banyak pada kondisi iIndonesia.
Menurutnya, apa pun kondisinya seluruh lawan yang ada di laga angkat besi tetap harus diwaspadai dan tidak bisa dianggap ringan. Ia yakin, lifter negara lain juga telah disiapkan untuk merebut medali.
"Mungkin tidak terlalu signifikan karena Rusia tidak mau banyak bersentuhan dengan kelas-kelas yang kamiikuti. Tapi ada satu lifter Rusia yang turun di kelas 69 putra dan yang mungkin akan membuat posisi kami lebih baik. Intinya seluruh lawan tetap akan kami waspadai sebagai pesaing perebut medali," tegas Alamsyah.