Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Pelatih Minta Maaf Hendra/Ahsan Tersingkir

"Saya minta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia karena gagal memenuhi target meraih medali," kata Herry

Editor: Husein Sanusi

TRIBUNNEWS.COM - Pelatih ganda putra, Herry Iman Pierngadi, meminta maaf karena Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan gagal memenuhi target medali yang dibebankan pada Olimpiade Rio 2016.

"Saya minta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia karena gagal memenuhi target meraih medali," kata Herry setelah pertadingan ketiga Ahsan/Hendra di Riocentro Pavilion 4, Rio de Janeiro, Sabtu (13/8).

Ahsan/Hendra dipastikan gagal melangkah ke semifinal setelah kalah 15-21, 17-21 dari pasangan China, Chai Biao/Hong Wei. Bagi Ahsan/Hendra, ini merupakan kakalahan kedua dari tiga kali bermain.

Sebelumnya, mereka kalah dari Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa (Jepang), 17-21, 21-16, 14-21, Jumat (12/8/2016).

"Dua-duanya bermain tidak lepas seperti biasanya. Mungkin karena pressure yang mereka rasakan. Kita tidak bisa bicara teknis karena baru satu dua pukulan bolanya sudah mati," kata Herry dilansir kompas.com.

"Mereka bermain tidak lepas. Pada gim pertama, permainan mereka tidak berjalan sesuai yang sudah dipersiapkan," ujarnya menambahkan.

Herry juga menjelaskan bahwa untuk mengalahkan Chai/Hong, permainan depan Ahsan/Hendra harus bagus. Namun, blok dan pengaturan serangan Ahsan/Hendra tidak berjalan mulus.

Berita Rekomendasi

"Mungkin karena ini bisa jadi merupakan Olimpiade terakhir Hendra, jadi dia main terlalu menggebu-gebu yang akhirnya memengaruhi permainannya," kata Herry.

Herry mengaku belum membuat keputusan lebih lanjut seputar Ahsan/Hendra. Menurut dia, fokus untuk Olimpiade Tokyo 2020 lebih diutamakan pada para pemain muda. "Persiapannya harus dimulai dari sekarang dengan fokus pada pemain-pemain muda, pelapis Ahsan/Hendra," kata Herry.

“Hendra/Ahsan tidak bisa keluar dari tekanan, beban memang berat, mereka tidak bisa keluar dari pressure yang ada di dalam diri mereka. Permainan mereka hari ini hanya 50 persen saja. Semua pola yang sudah kami rencanakan tidak bisa berjalan,” ungkap Herry dilansir Badmintonindonesia.org.

“Waktu melawan pasangan Jepang, penampilan mereka lebih baik, pola permainannya ada. Tetapi hari ini, dua-tiga pukulan langsung mati, serba salah semua. Hendra/Ahsan banyak membuat kesalahan sendiri, tiap pukulan hati-hati banget,” tambahnya.

Sepanjang pertandingan, servis Ahsan dinyatakan fault oleh hakim servis sebanyak tiga kali. Ahsan bahkan sempat memberikan raketnya kepada hakim servis sebagai bentuk protes akan keputusan tersebut.

“Seharusnya Ahsan bisa mengendalikan emosinya. Tetapi tadi saya sudah tanya sama dia di lapangan, dia tidak terpancing, hanya protes saja kok. Dinyatakan fault begini tentu ada pengaruhnya buat Hendra/Ahsan, apalagi mereka sedang unggul, jadi timbul rasa khawatir,” kata Herry.

Herry menuturkan bahwa ia dan Hendra/Ahsan sudah berdialog pasca kekalahan di penyisihan. Hendra/Ahsan merasa sedih akan hasil ini, namun mereka juga telah mengevaluasi pernampilan mereka, bahwa seberat apapun, Hendra/Ahsan mesti bisa mengatasi tekanan.

“Untuk awal-awal pertandingan sih tidak apa-apa tegang, tetapi kalau pertandingan kedua dan ketiga seharusnya sudah nggak tegang lagi ya. Tetapi ini olimpiade, saya lihat banyak pemain-pemain senior yang lain juga under pressure, di olimpiade apapun bisa terjadi. Kejadian ini menjadi pelajaran untuk kami semua, termasuk saya sebagai pelatih,” imbuh Herry.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas