Jabar Loloskan 16 Kuda di Final Pacuan
Cabang berkuda PON XIX sudah mengomentisikan disiplin pacuan, yang pada Kamis (15/9) menyelesaikan persaingan babak penyisihan di lima kelas perlombaa
Penulis: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS, COM. PANGANDARAN - Cabang berkuda PON XIX sudah mengomentisikan disiplin pacuan, yang pada Kamis (15/9) menyelesaikan persaingan babak penyisihan di lima kelas perlombaan, di Gelanggang Pacuan Kuda Legok Jawa, Pantai Cimerak, Pangandaran, Jabar.
Di lima kelas yang dilombakan tersebut, akan berlaga di babak final sebanyak 60 ekor kuda. Perlombaan final baru akan diselenggarakan Minggu 28 September, di tempat sama. Hari ini, Jumat (16/9), dilakukan undian atau drawing untuk babak final. Setiap kelas terdiri dari 12 kuda.
Dari 60 ekor kuda yang akan berlomba di babak final tersebut, tim tuan rumah Jabar mengomentisikan kuda terbanyak, yakni 16. Di urutan kedua, Jateng, dengan 11 kuda. Berikutnya, Jatim (10), DKI Jaya (9), Kalimantan Selatan (7), DI Yogyakarta (4), serta Sulut, Sulawesi Barat dan Riau yang masing-masing meloloskan satu finalis.
Dari 12 kontingen atau daerah yang berkompetisi di disiplin pacuan kuda ini, tiga provinsi gagal meloloskan kudanya ke perlombaan final, yakni Sumatera Barat, Kalimantan Barat dan NTT.
Mengejutkan jika dari lima kelas yang dilombakan ini Sumatera Barat gagal meloloskan satu pun kudanya ke babak final. Padahal kuda-kuda Sumbar senantiasa menuai prestasi pada berbagai kejuaraan yang diselenggarakan oleh PP Pordasi hampir setiap bulannya. Kuda Nara Asmara, misalnya, gagal lolos ke final di kelas A Terbuka 1300 meter.
“Nara Asmara gagal bersaing dengan Djohar Manik, Lucky Duta, Super Mujur dan beberapa kuda tangguh lainnya yang berlomba di heat kelas A Terbuka 1300 meter itu,” jelas Noviardi Sikumbang, Sekretaris Komisi Pacuan PP Pordasi dari Legok Jawa, Pangandaran, Jumat (16/9) pagi.
Kegagalan Sumbar pastinya mengecewakan komunitas kuda pacuan di salah satu pusat kekuatan kuda pacu tanah air ini. Noviardi Sikumbang menduga-duga kemungkinan adanya beberapa kendala yang membuat joki dan kuda asal Sumbar gagal menyajikan penampilan terbaiknya di Legok Jawa, termasuk team-work atau kekompakan tim yang kurang.
Menurut saya, kegagalan Sumbar ini cukup tragis,” papar Noviardi Sikumbang.
Cabor berkuda memperebutkan sebanyak 15 medali emas, yakni 10 medali emas di disiplin ketangkasan (equestrian) dan lima medali emas di disiplin pacuan. Disiplin ketangkasan dipanggungkan pada 20-25 September di Detasemen Kavaleri Berkuda (Denkavkud) Parongpong, Lembang.
Lima kelas yang dilombakan di disiplin pacuan adalah kelas E-1200 meter, kelas D-1400 meter, kelas C-1600 meter, kelas A Terbuka 1300 meter, dan kelas A Terbuka 2200 meter.
Dari 16 kuda yang berlomba di babak final nanti, kontingen Jabar mentargetkan meraih tiga medali emas. “Terserah dari kelas apa saja,” kata Mohammad Chaidir Saddak, pemilik Aragon Horse Racing & Equestrian Sports, Lembang, yang juga Ketua Umum PP Pordasi. Kuda-kuda asal Jabar sebagian besar berasal dari Aragon.
“Kami berharap dapat medali di setiap kelas,” ungkap Karna Zakatia Saddak, putri Mohammad Chaidir Saddak yang juga menjadi salah satu pelatih di kontingen berkuda Jabar.
“Kuda-kuda Jabar ada di lima kelas yang dilombakan, dan kemungkinan mereka dapat medali juga sangat besar,” kata Noviardi Sikumbang. tb