Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Triady Menatap SEA Games 2017 dan Asian Games 2018

"Seiring berjalannya waktu saja, saya engga muluk-muluk tampil di olimpiade, yang paling dekat saja di depan SEA Games dan Asian games,"

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Husein Sanusi
zoom-in Triady Menatap SEA Games 2017 dan Asian Games 2018
taufik ismail/tribunnews
Triady Fauzi Sidiq menjadi atlet terbanyak yang menyumbangkan emas untuk kontingennya di PON 2016 Jabar. Perenang itu memborong delapan emas. 

TRIBUNNEWS.COM - Setelah selesai berjuang di arena cabang olahraga renang PON Jabar, Triady Fauzi Sidiq tidak akan mengendurkan latihannya. Ia mengaku akan tetap fokus berlatih untuk ajang SEA Games tahun depan. Selain itu ia pun akan giat berlatih agar dapat masuk final Asian Games 2018.

"Seiring berjalannya waktu saja, saya engga muluk-muluk tampil di olimpiade, yang paling dekat saja di depan SEA Games dan Asian games," kata Triady saat ditemui Tribun di arena kolam renang UPI Bandung, Selasa (20/9).

Senyum sumringah tampak dari wajah Triady usai pengalungan medali pada pertandingan hari terakhir cabang renang PON. Bagaimana tidak pria 25 tahun tersebut memastikan diri sebagai  penyumbang  medali emas terbanyak untuk Jawa Barat pada ‎cabang renang di ajang PON yang digelar mulai dari 17-29 September 2016 tersebut.

Raihan tiga medali pada pertandingan hari terakhir menggenapkan koleksi sumbangan medali Triady untuk Jawa Barat menjadi 8 emas, satu perak, dan satu perunggu.

"Saya sangat bahagia ‎ini berkat doa orang tua dan medali ini untuk orang tua saya," katanya kepada Tribunnews, usai pengalungan medali‎.

‎Jumlah medali yang diperolehnya tersebut melebihi target pribadi yang telah ditetapkan. Apalagi semua torehan emas yang ia dapatkan memecahkan rekor PON sebelumnya.

"PON kali ini bertambah emasnya dari gaya kupu-kupu. Menjadi delapan emas, padahal target pribadi saya hanya tujuh emas" ujar Triyadi .

BERITA REKOMENDASI

‎Berharap Pemerintah Serius Membina Olahraga Renang

Triyadi yang sempat menjadi pahlawan Indonesia pada Sea Games 2013 di Myanmar lantaran berhasil menyumbangkan tiga medali emas, berharap pemerintah lebih serius membina olahraga renang. Melalui renang Indonesia dapat harum di kancah internasional.

‎"Sekarang pembinaan bagus tapi perlu ditingkatkan saja agar semakin berprestasi," katanya.

Ia juga ingin  pemerintah membangun fasilitas yang menunjang dan memadai pembinaan olahraga renang. Fasilitas dibangun di berbagai penjuru Indonesia, agar bibit-bibit atlet di daerah dapat terjaring.

‎"Buat aku sih, ada yang masih kurang sedkit. Kolam renang mungkin diperbanyak di daerah daerah,"katanya.


Rahasia Triady Bisa Memborong Emas di Cabang Renang

Triady sempat dijuluki manusia air tercepat se  Asia Tenggara setelah secara mengejutkan berhasil menyumbang tiga medali emas pada ajang Sea Games 2013 lalu. Sayang prestasinya melorot pada Sea Games 2015 di Singapura. Namun di dalam negeri kepiawaian pria kelahiran 19 September 1991 tersebut dalam urusan renang tidak usah di ragukan.

Kepada Tribunnews usai pertanding hari terkahir cabang renang PON XIX Jabar, Triady menceritakan persiapannya menjelang pertandingan.

Menurutnya agar kondisi badan bugar dan fit menghadapi pertandingan, ia menjaga asupan makan. Bahkan kadang ia memasak sendiri makanan sebelum bertanding. "Sebelum bertanding lebih dijaga saja  makanan," katanya.

Selain itu penyuka makanan telor dadar tersebut mengatakan sebelum bertanding ‎ia harus istirahat cukup. Tidur enam hingga delapan jam pada malam sebelum pertandingan membuat kondisinya bugar.

"Dan biasanya kalau saya, sebelum bertanding minum pre-workout," ‎paparnya.

Anak dari pasangan Hasan Basri dan Tin Jubaidah tersebut mengatakan pertamakali dikenalkan dengan olahraga renang ketika umur tujuh tahun. Menurutnya saat itu ayahnya iseng mengajaknya ke kolam renang. Melihat dirinya yang antusias, sang ayah lalu memasukan ikut les renang.

‎"Pertama mengenal renang pada saat tujuh tahun, itu juga awalnya iseng," katanya.

Ia kemudian baru terjuan ke dunia profesional pada tahun 2003. Ia ikut berbagai perlombaan namun  belum pernah menang. Prestasi baru terukir sejak ia masuk Pelatnas pada tahun 2009. "Dari 2003 tapi belum dapat apa-apa dari situ saya berlatih terus," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas