Ini Pintu Masuk Rio Haryanto Kembali ke F1
Sementara sisanya akan diperebutkan pebalap yang ada di grid saat ini dengan para bintang muda
Editor: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM - Balapan Formula 1 tahun 2016 hanya tinggal menyisakan enam seri. Pada pengujung musim, persaingan antar pebalap bukan lagi hanya terjadi di lintasan, tapi sudah merembet ke luar trek.
Para pilot jet darat yang kontraknya habis pada akhir musim ini mulai bergerilya demi mengamankan kursi untuk 2017. Mereka harus bergerak cepat. Sebab jika kalah langkah, peluang akan direbut pebalap lain.
Maklum, persaingan perebutan kursi di F1 sangat sengit. Dari 22 slot yang tersedia musim depan, setengahnya sudah terisi. Sementara sisanya akan diperebutkan pebalap yang ada di grid saat ini dengan para bintang muda yang bermimpi tampil di lomba jet darat.
Hingga menjelang F1 GP Malaysia, hanya empat dari 11 tim yang sudah memastikan komposisi pebalap untuk 2017. Tim lainnya baru mengamankan satu pebalap, dan bahkan ada yang belum sama sekali. Total ada 11 kursi yang masih belum resmi terisi, salah satunya adalah kursi di tim Sauber.
Sauber merupakan salah satu tim yang terpuruk di F1 musim ini. Hingga 15 seri yang sudah dijalani, dua pebalap mereka, Marcus Ericsson dan Felipe Nasr belum juga mampu meraih poin. Sauber bahkan kalah dari Manor Racing yang sudah meraih satu poin lewat Pascal Wehrlein.
Kontrak Ericsson dan Nasr sendiri akan berakhir musim ini. Nasr saat ini ramai dikaitkan dengan Williams, untuk menjadi suksesor kompatriotnya, Felipe Massa yang pensiun. Sementara nasib Ericsson masih abu-abu. Pebalap asal Swedia itu dikabarkan punya ikatan dengan pemilik baru Sauber, Longbow Finance, dan diprediksikan bakal bertahan di Sauber. Meski demikian, pebalap berusia 26 tahun itu tetap mencari peluang pindah ke tim lain yang punya potensi bersaing di papan tengah.
Direktur pelaksana tim Sauber, Monisha Kaltenborn sudah memastikan pihaknya hanya akan merekrut pebalap yang bisa mendatangkan uang di musim depan. Seperti dikutip dari Autosport, meski sudah mendapatkan suntikan dana dari investor pada musim panas lalu, Sauber akan tetap menggunakan jasa pay-driver yang memiliki paket dana musim depan.
Pernyataan Kaltenborn ini bertolak belakang dengan pernyataan dia sebelumnya. Saat itu Kaltenborn sempat menyatakan pihaknya tak mementingkan jumlah uang yang dibawa pebalap dalam proses perekrutan. Ia merasa kemampuan pebalap dalam mengemudikan mobil Sauber lebih penting.
Belakangan Kaltenbornia mengubah pendiriannya. Dikatakan Kaltenborn, jumlah uang yang dibawa pebalap sangat penting bagi Sauber. Artinya, setiap pebalap yang ingin membela Sauber harus berkantong tebal. Mereka juga diminta untuk membawa sponsor saat bergabung.
"Pay-driver akan membantu kami meraih target lebih cepat dan menjadi bantuan besar untuk rencana kami. Kami harus mempertimbangkan lingkungan F1 di luar sana sudah seperti ini," ujar Kaltenborn seperti dikutip Eurosport. "Kami yakin mobil kami akan lebih baik musim depan dan kami berharap mendapatkan sponsor lebih banyak. Di lingkungan F1 saat ini, semuanya tentang finansial," ucapnya.
Keputusan Sauber memilih pay-driver musim depan bisa menjadi pintu masuk bagi pebalap Indonesia, Rio Haryanto untuk kembali ke ajang F1. Rio yang terdepak dari kursi utama Manor Racing di paruh musim ini, sedang berupaya mencari sponsor baru untuk musim depan.
Manajer Rio, Piers Hunnisett beberapa waktu lalu mengatakan pihaknya sudah mendapat sinyal positif dari sejumlah calon sponsor dari kawasan Asia. "Ada dua opsi pebalap yang kami miliki saat ini, dan kami sedang mempertimbangkannya secara matang. Tidak ada batas waktu yang kami tentukan. Ketika kami siap, kami akan mengumumkannya. Lebih cepat, lebih baik, tapi kami tidak punya tekanan waktu," ujar Kaltenborn.