Pembangunan Sarana Equestrian Asian Games 2018 Menghilangkan Arena Pacuan Kuda Pulomas?
Arena pacuan kuda Pulomas, Jakarta Timur, dibangun dimasa Gubernur Ali Sadikin. Kompleks pacuan kuda ini berada di lahan yang luas
Penulis: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS, COM. JAKARTA - Salah satu penyebab dari diwacanakannya Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) pada Pengurus Pusat Persatuan Olahraga Berkuda Indonesia (PP Pordasi) oleh perwakilan 10 Pengprov Pordasi adalah terkait dengan kemungkinan hilangnya arena pacuan kuda Pulomas yang sangat bersejarah dan menjadi ikon dari olahraga pacuan di tanah air.
Arena pacuan kuda Pulomas, Jakarta Timur, dibangun dimasa Gubernur Ali Sadikin. Kompleks pacuan kuda ini berada di lahan yang luas keseluruhannya sekitar 60 hektar, bersama lapangan golf 9-hole, walau sebagian besar terdiri atas beberapa perumahan mewah.
Setelah puluhan tahun menjadi trend-setter untuk perlombaan pacuan kuda tingkat nasional, dan menjadi dambaan bagi para pemilik kuda untuk dapat mengomentisikan kuda-kuda pacu terbaiknya, arena pacuan kuda Pulomas sejak medio Agustus lalu tidak bisa lagi dimanfaatkan.
Praktis tidak ada pula kegiatan pacuan yang selalu mengundang ribuan penikmat olahraga ini. Ratusan kuda yang semula rutin dirawat di sana pun sudah dibawa dan dipindahkan pemiliknya ke tempat lain.
Arena pacuan kuda Pulomas ini sudah dibongkar dan nantinya akan dialih-fungsikan untuk tempat pementasan kompetisi berkuda ketangkasan (equestrian) Asian Games 2018.
Pembongkaran dan revitalisasi kompleks olahraga berkuda Pulomas ini dilakukan oleh Pemprov DKI Jaya melalui salah satu BUMD-nya, PT Pulomas Jaya. Tulisan "under construction" di atas pita kuning panjang diterakan di berbagai sudut lahan yang akan direvitalisasi untuk pembangunan sarana equestrian Asian Games 2018 dan beragam sarana pendukungnya.
Saat ini, hampir keseluruhan dari lahan untuk pacuan kuda sudah dibongkar. Alat-alat berat tersebar di banyak tempat. Dari pengamatan Tribunnews pada Minggu (16/10) sore, sebagian besar dari bangunan yang ada di kompleks pacuan ini sudah diratakan dengan tanah, termasuk gedung utama.
Yang belum dibongkar hanya sebagian bangunan untuk kandang-kandang kuda dan bangunan kantor sekretariat Pengprov Pordasi DKI Jaya, yang letaknya berdekatan dengan tempat tinggal keluarga joki dan groom (perawat) kuda.
Bangunan tempat tinggal para joki dan groom sudah lebih dulu dibongkar, Juli lalu. Oleh Pemprov DKI Jaya keluarga joki dan groom dipersilakan untuk pindah ke Rusunawa Cakung.
Bangunan dua lantai yang menjadi kantor sekretariat Pengprov Pordasi DKI Jaya itu masih utuh dan akhir pekan kemarin digunakan untuk tempat pertemuan dari belasan tokoh berkuda pacuan dari 10 Pengprov, dengan Pengprov DKI Jaya menjadi tuan rumah.
Itulah pertemuan yang menghasilkan tuntutan agar PP Pordasi segera menggelar Munaslub, yang tampaknya bertujuan untuk melengserkan Ketua Umum PP Pordasi H.Muhammad Chaidir Saddak, MBA.
Perwakilan dari 10 Pengprov menilai Eddy Saddak, sapaan dari Ketua Umum PP Pordasi Muhammad Chaidir Saddak, tidak serius untuk mempertahankan keberadaan arena pacuan kuda Pulomas yang disebut-sebut sangat bernilai historis itu.
"Dari apa yang kami dengar arena pacuan kuda nantinya tidak akan ada lagi, sebab keseluruhan lahan akan digunakan untuk pembangunan sarana equestrian (berkuda ketangkasan) Asian Games 2018," ujar Alex Asmasoebrata, Ketua Umum Pengprov Pordasi DKI Jaya, Minggu sore.
Walau demikian, kata Alex, ia bersama perwakilan forum pengprov berencana untuk menghadap Komisi E DPRD DKI guna mempertanyakan revitalisasi kompleks berkuda Pulomas, terutama mengenai nasib arena untuk pacuan kuda.
"Kami akan segera berkirim surat kepada pimpinan Komisi E DPRD DKI," jelas Alex Asmasoebrata.
Dalam pertemuan dengan Komisi X DPR RI dan Komisi E DPRD yang sama-sama membawahi olahraga, salah satu keputusannya adalah bahwa pembangunan sarana equestrian Asian Games XVIII/2018 semestinya tidak harus menghilangkan arena untuk pacuan kuda.
Rekomendasi dari dua pertemuan tersebut disampaikan kepada PT Pulomas Jaya selaku pengembang kawasan Pulomas. Pimpinan PP Pordasi sejak awal berkomitmen untuk mempertahankan arena pacuan kuda, sebagaimana juga keinginan dari seluruh komunitas pacuan kuda di tanah air.
"Jelas kurang afdol kalau nantinya hanya ada arena equestrian, mengingat selama ini justru kompetisi pacuan yang lebih banyak diselenggarakan di sini. Komunitas pacuan tidak mempermasalahkan pembangunan sarana equestrian," demikian pernah disampaikan Ketum Pordasi.
Muhammad Chaidir Saddak menjelaskan, yang diinginkan komunitas pacuan sederhana saja, yakni agar arena pacuan tetap ada, dipertahankan atau bahkan bisa turut disempurnakan. Secara teknis, katanya, itu tidak sulit.
Dalam Sidang Federasi Equestrian Asia di Pattaya, Thailand, awal Agustus 2016, keinginan PP Pordasi untuk mempertahankan arena pacuan kuda Pulomas tersebut direspon positif. AEF bahkan mendukung agar disain dari sarana equestrian Asian Games 2018 diserahkan ke PP Pordasi. tb
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.