TRIBUNNEWS.COM - Atlet mixed martial arts (MMA), Ronda Rousey, masih berpeluang comeback, setelah mengalami kekalahan kedua di pertarungan Ultimate Fighting Championship (UFC) kelas 207 atau kelas Bantam.

Kali ini ia dikalahkan atlet Amanda Nunes dalam pertarungan 48 detik yang digelar di penghujung tahun 2016.

Duel ini digelar berjarak 13 bulan atau 411 hari setelah kekalahan perdana melawan Holy Holm dalam pertarungan dramatis yang berlangsung di Melbourne, Australia, pada November 2015. Ia sempat mengalami kondisi tidak sadar dalam beberapa detik.

Setelah pemulihan 13 bulan, ia ternyata kalah lagi dalam duel melawan Amanda Nunes.

Kekalahan ini memaksa Rousey untuk pensiun lebih dini dari olahraga keras MMA.

Tapi menurut pelatih sekaligus penasihat nutrisi, Mike Dolce, peluang Rousey untuk pensiun dan comeback sama besarnya atau fifty-fifty.

Itu tidak terlepas dari posisi Rousey sebagai pioner atlet perempuan yang menekuni MMA.

Dengan latar belakang olahraga yudo, Rousey mampu menampilkan MMA sebagai olahraga yang menyedot animo masyarakat.

Mike Dolce sudah bertahun-tahun menangani Rousey.

"Tak ada yang bisa memastikan bagaimana masa depan Rousey. Kalau dia bilang akan menjadi atlet Super Bowl, itu baru kejutan bagi saya. Peluang Rousey kembali ke UFC masih besar," kata Mike Dolce.

Dalam wawancara dengan MMAFighting, Mike menjelaskan bahwa olahraga MMA memerlukan kesiapan sekaligus ketangguhan fisik sekaligus mental.

Ia bilang tidak ada masalah dalam kaitan fisik Rousey ketika dikalahkan Nunes. Artinya, persoalan sebenarnya ada pada mentalitas dan itu memerlukan waktu untuk penanganannya.

Berita Ini Juga Dimuat di KORAN SUPER BALL, Senin (9/1/2017)