Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Indonesia Berburu Gelar Kejuaraan Balap Sepeda Asia 2017

Indonesia menurunkan empat atlet di kategori elite, satu atlet di kategori junior, dan satu atlet paracycling.

Penulis: Reynas Abdila
zoom-in Indonesia Berburu Gelar Kejuaraan Balap Sepeda Asia 2017
PB-ISSI
Jamalidin Novardianto sedang mencium bendera Merah Putih saat dilepas oleh Sesmenpora. 

TRIBUNNEWS.COM - Tim balap sepeda Indonesia akan berusaha tampil maksimal pada Kejuaraan Balap Sepeda Asia 2017 yang berlangsung di Bahrain, 25 Februari hingga 2 Maret mendatang.

Indonesia menurunkan empat atlet di kategori elite, satu atlet di kategori junior, dan satu atlet paracycling.

Di kategori elite putra, Jamalidin Novardianto akan turun di nomor Individual Road Race, sementara Elan Raharjo turun di nomor Individual Road Race dan Individual Time Trial. Di elite putri, Magfirotika Marenda dan Ayustina Delia Priyatna turun di nomor Individual Road Race.

Liontin Evangelina Setiawan akan mewakili Indonesia di nomor Individual Road Race dan Individual Time Trial pada kategori junior dan Muhamad Fadly turun di kategori C4 paracycling. Mereka akan didampingi oleh pelatih Robby Yahya, Sama’i, dan Puspita Mustika Adya.

Manajer tim Budi Saputra mengatakan seluruh atlet sudah berada dalam kondisi siap tempur dan akan berusaha untuk memberikan hasil maksimal.

“Mereka sudah berlatih keras dalam beberapa bulan ini, termasuk juga Fadly. Persaingan di sana pasti akan berat tapi anak-anak siap untuk memberikan penampilan terbaik mereka,” ujar Budi, Rabu (22/2).

Sementara itu, Fadly yang akan menjalani debutnya sebagai atlet balap sepeda mengatakan bahwa dia sudah semakin menyatu dengan sepeda barunya walau dia masih perlu melakukan fitting ulang.

Berita Rekomendasi

“Setelah fitting ulang, sepeda saya sudah semakin pas dan semakin enak untuk dipacu,” ujar Fadly.

Dia juga melakukan satu penyesuaian lagi. Saat berangkat ke Bahrain, Fadly tidak akan memakai kaki prostetik karbon miliknya dan memilih untuk memakai kaki prostetik yang lebih rigid.

“Saat memakai kaki prostetik karbon, posisi saya jadi kurang seimbang. Karbon lebih fleksibel jadi saat mengayuh ada lentingan. Sementara jika memakai kaki prostetik dari bahan yang lebih rigid, kayuhannya jadi lebih stabil dan posisi saya lebih seimbang,” ucapnya. PB-ISSI

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas