Lima Insiden yang Bikin Kontingen Indonesia Kecewa di SEA Games 2017 Malaysia
Sebelum insiden bendera terbalik, kekecewaan sudah dirasakan oleh Indonesia selama mengikuti ajang Sea Games 2017 di Malaysia.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Kala itu, Timnas U-22 harus melakukan latihan di Stadion Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM), sebelum laga melawan timnas Thailand.
Stadion mini tersebut dibuka untuk umum, sehingga banyak orang yang menonton dan melakukan jogging di lintasan lari lapangan stadion tersebut saat timnas berlatih.
Hingga akhirnya, asisten pelatih Timnas U-22 Bima Sakti harus mengajukan komplain.
"Kami akan memberikan masukan ke panitia untuk arena latihan. Sebab, pemain butuh fokus berlatih dan menerima instruksi dari pelatih. Untuk itu, lapangan harus bersih dan steril dari apa pun," katanya seperti dikutip dari Kompas.com, Senin (14/8/2017).
Tak hanya itu, Nadia Anggraeni, wakil Indonesia di cabor lompat tinggi juga menemukan kejanggalan dari pihak panitia SEA Games 2017.
Dirinya mengungkapkan rombongannya sempat dipindah ke hotel lainnya saat sudah sampai hotel tujuan.
Para atlet lompat tinggi juga mengaku tidak mendapatkan kendaraan ketika akan melakukan latihan.
Nadia merasa, tuan rumah memang sengaja untuk melakukan banyak cara merusak konsentrasi lawan-lawannya.
4. Kartu Kuning Evan Dimas
Para penggemar sepak bola mendesak pihak PSSI untuk melakukan banding atas kartu kuning yang diberikan pada Evan Dimas kala Timnas U-22 menang 1-0 atas Timor Leste.
Keputusan itu sungguh merugikan bagi Indonesia lantaran sebelumnya Evan sudah mengantongi satu kartu kuning hingga otomatis dirinya harus absen pada pertandingan selanjutnya.
Padahal, laga selanjutnya akan mempertemukan Indonesia dengan Timnas Vietnam yang dikenal sangar di kawasan Asia.
Keputusan wasit asal Malaysia itu membuat para penggemar protes di akun Twitter resmi PSSI, @pssi__fai.
Pertandingan tersebut memang berjalan begitu sengit hingga para pemain sempat terlibat pertikaian dengan pemain Timor Leste.