Jakarta Marathon Sudah Diberikan Sertifikasi IAAF dan Terdaftar di AIMS
Jakarta Marathon merupakan ajang lomba marathon internasional pertama di Indonesia yang diselenggarakan di Jakarta pada bulan Oktober 2013.
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jakarta Marathon merupakan ajang lomba marathon internasional pertama di Indonesia yang diselenggarakan di Jakarta pada bulan Oktober 2013.
Kegiatan yang dinantikan banyak penggemar olahraga lari ini diprakarsai dan diinisiasi oleh Joko Widodo (Jokowi) yang saat itu masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, dan Sapta Nirwandar saat menjabat Wakil Menteri Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (periode 2009-2014).
Seperti biasanya, pada tahun ini kegiatan lari jarak jauh tersebut kembali akan digelar pada bulan Oktober. Namun ada yang aneh terhadap penyelenggaraan kegiatan tersebut tahun ini. Sebab, ada dua even sejenis yang akan digelar pada bulan dan tahun yang sama.
Pertama, Jakarta City Marathon 2018 yang akan digelar 21 Oktober. Berdasarkan keterangan pers Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno, kegiatan ini sendiri digelar oleh Pemprov DKI Jakarta.
"Even yang sudah berlangsung selama enam kali ini akan terus berlanjut. Rencananya akan dilakukan oleh Bank Mandiri beserta komunitas runner Jakarta," ungkap Sandi di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (8/3/2018) lalu.
Even yang kedua adalah Jakarta Marathon, yang akan dihelat pada 28 Oktober. Di situs thejakartamarathon.com sendiri beberapa waktu lalu hingga kini telah membuka pendaftaran peserta.
Jika melihat dua nama kegiatan tersebut, sebenarnya ada perbedaan yang jelas. Yang pertama, menambahkan kata 'City'. Sementara satu even lainnya adalah Jakarta Marathon, yang memang telah menggelar kegiatan tersebut sejak 2013 dan tahun ini akan menyelenggarakan even yang kali ke enam.
Namun, hal ini justru membuat para pecinta olahraga lari yang selama ini mengikuti kegiatan Jakarta Marathon kebingungan sebab dua kegiatan yang sama dilakukan pada waktu yang berdekatan.
Selain itu, Sandiaga Uno juga menyatakan Jakarta City Marathon akan menggelar kegiatan tersebut untuk kali ke enam. Padahal jika melihat dua nama kegiatan tersebut perbedaannya sangat jelas, Jakarta City Marathon baru akan menggelar kegiatan lari marathon pada tahun ini.
Pemegang rekor nasional marathon yang hingga 29 tahun belum terpecahkan, Eduardus Nabunome mengatakan, dunia olahraga mengajarkan untuk saling mendukung, menjunjung sportivitas dan etika yang baik.
”Pemerintah sebaiknya mendukung semua event yang diselenggarakan,” katanya beberapa waktu lalu.
Pada gelaran perdana 27 Oktober 2013, Jakarta Marathon didukung oleh Kementerian Pariwisata Republik Indonesia dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Saat itu, lebih dari sepuluh ribu pelari dari seluruh dunia, termasuk pelari elit dunia dari Kenya, Ethiopia, Inggris, Jepang, Perancis, dan Australia.
Pelari dari 50 negara berlomba untuk menjadi yang tercepat di salah satu kategori nomor lari Marathon, Half Marathon, 10K, 5K dan Maratoonz (kids dash) hingga telah mencapai 16.000 pelari.
Sementara dari data Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) tercatat bahwa setiap tahunnya pada Jakarta Marathon terjadi kenaikan tingkat hunian hotel sepanjang lintasan sebanyak 18-21%. Dengan lokasi start dan finish di Monumen Nasional (Monas).
Di tahun yang sama, Jakarta Marathon telah menerima sertifikasi dari International Association of Athletics Federations (IAAF) yang berlaku selama 5 tahun serta terdaftar di Association of International Marathons and Distance Races (AIMS) dengan tingkat elevasi 0 m/km.
Debut Jakarta Marathon tahun 2013 menawarkan total hadiah uang tunai senilai Rp 2,5 miliar yang dipersembahkan oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Namun sejak 2 tahun terakhir, dukungan hadiah dari pemprov DKI ditiadakan sehingga jumlah hadiah menurun drastis.
Meskipun terdapat berbagai tantangan, khususnya mengenai sterilisasi jalur lari (runcourse) akibat tengah berlangsungnya pembangunan infrastruktur jalan dan MRT/LRT, Jakarta Marathon menjadi ajang olahraga berskala Internasional yang strategis mempromosikan wisata olahraga Indonesia khususnya ibukota Jakarta.
Rute Jakarta Marathon dibuat sedemikian rupa melewati berbagai ikon wisata kota Jakarta, seperti Kota Tua, Pasar Baru, Gereja Katedral, Masjid Istiqlal, Bundaran HI, Patung Pancoran, Stadion GBK dan kemegahan gedung-gedung pencakar langit Ibukota.
Jakarta Marathon semula dimeriahkan dengan beragam festival budaya dan pertunjukan musik dukungan dari Disparbud DKI, namun pada 3 tahun terakhir dukungan tersebut hilang karena anggaran dari Disparbud DKI ditiadakan.
Tiga hari jelang lomba, Jakarta Marathon menggelar Sports & Runing Expo (SRE) sebagai rangkaian kegiatan pendukung yang akan diisi oleh kegiatan race pack collection, running clinic, workshop.
Selain itu, para peserta Jakarta Marathon serta masyarakat umum dapat mengunjungi puluhan gerai pameran dari para sponsor yang menawarkan berbagai produk olahraga dari merk terkemuka.
Nilai ekonomi yang bergulir saat Expo tersebut terus meningkat seiring dengan penambahan jumlah peserta dan pengunjung expo. Nilai transaksi mulai dari Rp 800 Juta pada 2014 hingga tercatat Rp 6,4 Miliar pada 2017.