Pegulat Gaya Bebas Putra Indonesia Lakukan Pendakian 1,8 Km ke Gunung Vitosha yang Bersalju
Salah satu proses pelatihan yang disukai para atlet dari cabang olahraga apa pun adalah aktivitas di luar ruang.
Penulis: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, VITOSHA - Salah satu proses pelatihan yang disukai para atlet dari cabang olahraga apa pun adalah aktivitas di luar ruang.
Setelah didominasi latihan teknik, terutama di atas matras untuk gulat, maka latihan yang tidak bersentuhan dengan matras menjadi sesuatu yang disukai para pegulat.
Itu juga yang dirasakan oleh enam pegulat Gaya Bebas putra Indonesia yang dipersiapkan ke Asian Games 2018 dan sudah enam hari ini berlatih di Vitosha, Bulgaria.
Setelah beberapa hari terus 'dihajar' dengan porsi latihan teknik, terutama "sparring partner" di matras, pada Jumat (27/4/2018) pagi atau sore WIB, mereka menjalani latihan fisik.
Latihan fisik kali ini tidak main-main. Mereka melakukan pendakian ke perbukitan Vitosha yang diselimuti salju di puncaknya. Hamparan salju sudah terlihat dari jauh. Pastinya butuh tenaga ekstra untuk menembus kesana.
"Jarak tempuh dari bawah sampai keatas sini sekitar 1, 8 kilometer," ucap Manajer Timnas Gulat Indonesia, Gusti Randa, yang sejak hari pertama di Bulgaria, Minggu (23/4) lalu, terus bersama para pegulat bebas putra di Vitosha.
Jarak 1, 8 km itu bisa ditempuh dengan berjalan kaki sekitar 1,5 jam. Gusti Randa tidak ikut berjalan dan mendaki perbukitan itu bersama para pegulatnya.
Dia, bersama pelatih timnas gulat Bulgaria, Jordan Denev, menaiki bus kecil hingga ke atas. Dari tempat perhentian kendaraannya dia menunggu kedatangan para pegulat dan pelatihnya, termasuk Zulhaidir dari Indonesia.