Muddai Madang: Persiapan Asian Games 2018 di Palembang Selesai Akhir Juli
Ketua Panitia Pelaksana Daerah Asian Games 2018 (Inasgoc) Palembang, Muddai Madang mengatakan persiapan Asian Games 2018 telah mencapai 90 persen.
Penulis: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Panitia Pelaksana Daerah Asian Games 2018 (Inasgoc) Palembang, Muddai Madang mengatakan persiapan Asian Games 2018 telah mencapai 90 persen.
"Secara keseluruhan persiapan tersebut dipastikan rampung pada bulan Juli mendatang," ungkap Muddai Madang disela-sela buka puasa di FX Plasa Senayan Jakarta, Senin (4/6/2018).
Menurutnya, hingga saat ini kesulitan yang dialami pihaknya adalah menyelesaikan pembangunan Light Rail Transit (LRT) atau kereta ringan yang akan menghubungkan satu tempat ke tempat lainnya atau dari satu venue ke venue lainnya.
"Harus kita ketahui bahwa kesulitan di sini bukan berarti kendala. Kesulitan yang dimaksud karena waktu yang sempit, sementara luas wilayah untuk menyelesaikan pembangunannya cukup luas," kata Muddai Madang .
Wakil Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) itu menambahkan bahwa secara keseluruhan, persiapan Palembang sebagai kota penyelenggara Asian Games 2018 bakal rampung pada Juli mendatang.
"Saat ini secara presentase sudah mencapai 90 persen mulai dari LRT, venue-venue peetandingan, hingga wisma atlet. Kami pastikan bahwa semuanya sudah bisa selesai pada bulan Juli mendatang," jelasnya.
Terkait wisma atlet, Muddai menambahkan pihaknya akan melakukan penjagaan ketat sehingga tidak sembarang orang yang bisa keluar masuk wisma atlet. Salah satunya dengan membuka satu akses pintu masuk sesuai dengan permintaan Dewan Olimpiade Asia (OCA).
"Di pintu utama itu, akan ada alat pemindai sehingga siapa saja yang masuk ke Wisma Atlet sudah dipastikan 'clear'," ujar Muddai Madang.
Untuk memastikan keamanan atlet dan ofisial maka kawasan wisma atlet ini meliputi Wisma Atlet yang lama, Rusunawa dan Dinning Hall akan dianggap sebagai satu kawasan terintegrasi dengan tingkat keamanan tertinggi. Panitia akan menutup akses jalan yang berada di kawasan tersebut sehingga tidak ada pintu lain selain pintu utama.
"Dengan begitu, semua kemungkinan dapat cepat diantisipasi," tutur Muddai Madang.
Selain itu, katanya, pemberlakuan penggunaan kartu identitas juga akan berlangsung ketat karena hanya yang teregistrasi dan terverifikasi sebagai atlet dan ofisial yang diizinkan masuk. Sebelumnya, OCA meminta Indonesia menerapkan standar keamanan yang biasa dilakukan ajang multievent setaraf olimpiade dan Asian Games. Hal ini terkait dengan adanya serentetan aksi teror beberapa waktu lalu.
"Jangan atlet dan ofisial, panitia daerah juga tidak sembarangan yang boleh masuk. Hanya yang memiliki logo khusus yang boleh masuk ke kawasan wisma atlet," kata Muddai Madang.